Kuba, 29 Sya’ban 1434/8 Juli 2013 (MINA) – Seorang tahanan di Guantanamo mengatakan penjaga penjara masih menggunakan cara kasar memaksa para tahanan untuk tetap terjaga di malam hari.
Shaker Aamer mengatakan kepada The Guardian bahwa penjaga membanting pintu hingga 300 kali setiap malam untuk menjaga narapidana agar tetap terjaga, seorang penjaga mengatakan pada Aamer bahwa ia mengikuti perintah atasannya.
“Dia mengaku kepada saya, “Ini perintah saya untuk terus menajaga para tahanan agar tetap terjaga dari malam ke malam,”. Mereka membanting pintu mungkin 250 sampai 300 kali di malam hari, mengganggu kita agar tetap terjaga, dan berlanjut sampai sekitar 09:00 pagi baru akhirnya tenang..”
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Menurut laporan Press Tv yang dikutip Kantor Berita Mi’raj News Agency (MINA) ada lebih dari 130 sampai 166 tahanan Guantanamo berada di bulan kelima dalam aksi mogok makan, para tahanan memprotes terhadap kondisi mereka.
Seorang pelaku aksi mogok makan di penjara mengatakan bahwa para pejabat Amerika menggunakan taktik yang semakin brutal untuk menghentikan aksi pemogokan. Lalu para penjaga melakukan aksi pemaksaan makan, yang konon dimaksudkan untuk mencegah tahanan mati kelaparan. Namun, kelompok hak asasi manusia telah mengutuk praktek tersebut sebagai bentuk penyiksaan.
Aamer juga menjelaskan bagaimana ia telah menyimpan Alquran dalam kantong plastik selama lebih dari tiga tahun untuk melindunginya dari kotoran. Namun, ia mengatakan bahwa para pejabat telah mengatakan kepadanya bahwa ia harus menyerahkan kantong plastik tersebut.
“Saya mengatakan kepada mereka, aku tidak bisa menjaga Alquran saya tanpa melindunginya dengan kantong plastik, jika mereka hendak mengambil maka mereka harus mengambil keduanya (quran dan kantong plastik) agar tetap bersih”.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
“Pada akhirnya mereka menolak mengambil kantong plastiknya dan hanya mengambil Al Quran saya. Mereka panggil penerjemah Muslim dan mengambil Al Quran dari saya. Itulah akhir dari hari lain di tempat ini yang mengerikan,” katanya. (T/P05/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris