Washington, 8 Rajab 1435/7 Mei 2014 (MINA) – Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan tim ahli ke Nigeria untuk membantu menemukan hampir 300 siswi yang diculik bulan lalu yang telah diakui oleh kelompok bersenjata Boko Haram.
Beberapa saat setelah muncul laporan bahwa delapan gadis kembali diculik di daerah timur laut Nigeria, Presiden Barack Obama menyebut penculikan gadis-gadis itu “menyedihkan” dan “keterlaluan”.
Kelompok pertama penculikan gadis terjadi tiga minggu lalu, dan kekhawatiran kian meningkat tentang nasib mereka setelah Pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau mengaku bertanggung jawab dalam sebuah video. Dia mengatakan kelompoknya menahan para siswi sebagai “budak” dan mengancam akan “menjualnya di pasar”.
Shekau mengkritik siswa perempuan untuk diajarkan “pendidikan Barat”, yang kelompok itu sangat menentangnya. Dia juga memperingatkan bahwa kelompoknya berencana menyerang lebih banyak sekolah dan menculik lebih banyak anak perempuan.
Baca Juga: Dubes Palestina: Kata-kata Saja Tak Cukup Hentikan Genosida Israel di Gaza
Obama mengatakan kepada media ABC, tim yang dikirim ke Nigeria terdiri dari militer, penegak hukum, dan pejabat dari lembaga lainnya.
“Mereka akan bekerja untuk mengidentifikasi di mana sebenarnya gadis-gadis ini berada dan memberikan mereka bantuan,” kata Obama, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Para pejabat AS telah menyuarakan kekhawatiran mereka tentang kemungkinan gadis-gadis itu telah diselundupkan ke negara-negara tetangga, seperti Chad dan Kamerun. Namun pemerintah kedua negara membantah keberadaan gadis-gadis tersebut di negaranya.
Menurut PBB, nasib mereka telah memicu kemarahan dunia dan menyebutnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Munculnya video Shekau telah membuat situasi yang sudah buruk menjadi lebih mengerikan.
Baca Juga: Anggota Tetap DK PBB Tolak Rencana Israel Duduki Gaza
Penculikan terbaru
Sementara itu kelompok bersenjata dilaporkan kembali menculik delapan gadis pada Ahad malam. Abdullahi Sani, warga Warabe mengatakan, orang-orang bersenjata bergerak “door to door”, mencari gadis-gadis pada Ahad malam, namun para penyerang tidak membunuh siapa pun.
Warga Warabe lain, Peter Gombo mengatakan kepada AFP bahwa militer dan polisi belum dikerahkan ke daerah itu.
“Kami tidak memiliki keamanan di sini. Jika orang-orang bersenjata memutuskan untuk memilih gadis-gadis kami, tidak ada yang bisa menghentikan mereka,” katanya.
Baca Juga: Meksiko Tidak Punya Bukti Hubungan Nicolas Maduro dengan Kartel Narkoba
Meskipun awalnya lambat muncul, kemarahan dunia internasional telah berkobar atas penculikan massal di Chibok, di mana Boko Haram menyerbu sekolah mereka dan membawa gadis-gadis di bawah todongan senjata ke truk.
Menurut polisi, beberapa gadis berhasil melarikan diri, tetapi lebih dari 220 anak perempuan masih ditahan, tapi sumber-sumber lain menyebutkan jumlahnya mendekati 300 gadis.
Lembaga Islam bergengsi Mesir, Al-Azhar, menyatakan bahwa mengganggu atau menganiaya kaum perempuan bertentangan dengan hukum dan ajaran Islam. (P09/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: PM Kanada Kecam Rencana Israel Kuasai Gaza
Baca Juga: Trump Tuntut Universitas California Bayar Denda Rp16 Triliun karena Biarkan Demo Pro-Palestina