Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amerop Business Academy 2025 Tempa Generasi Muda Indonesia Hadapi Tantangan Bisnis Global

Rana Setiawan Editor : Ali Farkhan Tsani - 3 menit yang lalu

3 menit yang lalu

0 Views

(Foto: Amerop PPI)

Jakarta, MINA — Generasi muda Indonesia di luar negeri mendapat bekal penting menempa diri untuk menjawab tantangan dunia bisnis yang kian dinamis melalui program Amerop Business Academy (ABA) 2025.

Diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Amerika–Eropa (PPIDK Amerop), kegiatan itu mengusung tema “Empowering Innovators to Build Sustainable Business Success” dan berlangsung secara daring sepanjang Maret 2025.

Dalam rilis diterima MINA, Senin (14/4), program tersebut menghadirkan serangkaian webinar dan workshop yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas, mentalitas, serta keterampilan praktis mahasiswa, pelaku usaha, dan profesional muda Indonesia yang tersebar di berbagai negara.

Amerop Business Academy 2025 merupakan hasil sinergi antara PPIDK Amerop dan berbagai institusi strategis, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), SKK Migas, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), serta pelaku industri teknologi dan kreatif seperti Prosa.ai, Kakasan Fashion, Nobi Project, dan Wiranesia.

Baca Juga: Puan Desak Pemerintah Perjelas Rencana Evakuasi Warga Gaza: Evakuasi atau Relokasi?

Ketua Panitia ABA 2025, Galang Pratama, menyatakan bahwa kegiatan terseut bertujuan membangun wawasan dan jejaring bisnis global yang solid bagi generasi muda Indonesia.

“Lima sesi yang diselenggarakan memberikan wawasan mendalam mengenai inovasi, strategi bisnis, dan penguatan karakter pemimpin muda di era digital,” ujarnya dalam sambutan pembuka.

Teknologi, Inovasi, hingga Pendanaan

Sesi pertama membahas peran teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan bisnis. Deputi Kemenparekraf, Muhammad Neil El-Himam, menekankan pentingnya program inkubasi dan infrastruktur digital bagi UMKM.

Baca Juga: Antusiasme Jamaah Haji Brebes: 1.028 Calon Haji Siap ke Tanah Suci 3 Mei 2025

Sementara Dr. Jemie Muliadi dari BRIN menguraikan potensi AI melalui studi kasus seperti deteksi kematangan buah dan diagnosis penyakit, sembari mengingatkan perlunya etika dan regulasi AI.

CEO Prosa.ai, Teguh Eko Budiarto, menegaskan pentingnya keseimbangan antara AI dan sentuhan manusia agar proses bisnis tetap etis dan adaptif.

Workshop berikutnya dipandu oleh Abdul Haidar dari Kakasan Fashion yang mengajarkan teknik problem solving seperti metode 5 Why’s, Fishbone Diagram, SWOT, dan PESTLE. Sementara CEO Nobi Project, M. Dadang Kurnia, membagikan strategi membangun startup digital berbasis riset pasar dan pengelolaan laporan kerja yang terstruktur.

Pandangan Tokoh Nasional dan Strategi Bisnis Tangguh

Webinar kedua membahas strategi pembiayaan usaha. Sandiaga Salahuddin Uno, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyampaikan pentingnya digitalisasi, kualitas laporan keuangan, dan jejaring dalam memperoleh pendanaan. Lucky Agung Yusgiantoro dari SKK Migas memperkenalkan skema Trustee & Borrowing Scheme (TBS) untuk pembiayaan proyek besar. Sementara Dr. Anggawira dari HIPMI menekankan manajemen arus kas dan pemisahan keuangan pribadi serta bisnis.

Baca Juga: Ormas Islam di Indonesia Keluarkan Pernyataan Bersama Soroti Kemanusiaan untuk Palestina

Pada sesi penutup, Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti mengajak pelaku usaha untuk memahami regulasi internasional dan adaptasi digital guna memperluas pasar global. Ismail Bachtiar dari Komisi VI DPR RI mendorong pentingnya kebijakan inovatif dan diplomasi ekonomi demi kemajuan UMKM.

Ketua Bidang Investasi & Hubungan Internasional HIPMI, M. Aaron Sampetoding, menambahkan bahwa pendekatan ESG (Environmental, Social, and Governance) adalah kunci membangun bisnis yang berkelanjutan dan kredibel.

Kegiatan tersebut mendapat sambutan positif dari peserta. Ahmad Al-Ghozi Fillah, mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh studi di Turki, mengaku sangat terbantu dengan materi yang tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif. “Acara ini sangat relevan dengan tantangan bisnis masa kini,” ujarnya.

Dr. Faransyah, pendiri Wiranesia, mengakhiri acara dengan penekanan bahwa digitalisasi harus menjadi tulang punggung bisnis masa depan. Ia mengajak peserta untuk keluar dari “mentalitas di balik layar” dan aktif menciptakan solusi berbasis teknologi dengan mentalitas pemimpin.

Baca Juga: Wagub Rano Karno Rancang Jakarta Jadi Kota Perfilman

“Generasi muda tak boleh hanya menjadi penikmat teknologi. Mereka harus tampil sebagai pelaku yang mampu membentuk masa depan bisnis Indonesia yang kompetitif dan berdaya saing global,” tegasnya.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sebanyak 309 Relawan Gelar Jambore Bersih-Bersih Masjid di Pantai Bali

Rekomendasi untuk Anda