Mekah, MINA – Ibadah haji di Tanah Suci diharapkan mampu memperteguh nilai kemanusiaan. Sebab, haji tidak hanya membangun dan merawat habluminallah (hubungan kepada Allah) namun juga seyogianya dapat memperkokoh habluminannnas (hubungan sesama manusia).
Hal ini mengemuka saat Bincang Santai Pesan-pesan Arafah dengan narasumber Amirul Hajj Dadang Kahmad (PP Muhammadiyah) dan Masduki Baidlowi (Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi). Acara yang dipandu Kabiro Humas Data dan Informasi Mastuki ini digelar beberapa waktu lalu di Kantor Daker Makkah ‘Al Mabrur’, Saudi.
Dikutip dari rilis Kemenag, Sabtu (18/8), Dadang Kahmad, mengatakan, hanya ibadah haji sajalah yang mampu mengumpulkan jutaan orang dengan beraneka warna kulit dan bahasa yang semuanya dapat saling memahami satu sama lain.
Pengertian antarjamaah dari seluruh dunia itu diharapkan dapat menumbuhkan spirit kemanusiaan. “Apa guna kita ibadah khusyuk tapi kanan kiri kita kelaparan?” ungkapnya.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Dadang menambahkan, Arafah adalah kontemplasi yang akan mendekatkan diri kepada Allah. “Kontemplasi akan melahirkan kesadaran dari mana, sedang apa dan akan kemana tiap dari kita,” ujarnya.
Sementara Masduki Baedlowi menambahkan, nilai kemanusiaan itu dapat dipetik salah satunya melalui kesadaran di Arafah terdapat Jabal Rahmah, bertemunya Adam dan Hawa.
“Pertemuan inilah yang kemudian melahirkan peradaban manusia,” papar Masduki Baidlowi.
Keduanya juga sepakat agar jamaah pada saat di Arafah lebih banyak berada di dalam tenda untuk salat, dzikir dan bermuhasabah.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
“Kuncinya manajemen waktu yang baik, dan beribadah secara cerdas. Karena di Tanah Suci inilah, nilai ibadah dilipatgandakan karena keistimewaan ruang dan waktu,” kata Masduki seraya menambahkan, mereka yang meraih kemabruran akan terlihat dengan perubahan orientasi kehidupan pascahaji.
“Perubahan itu ditandai dengan yang semula cenderung duniawi, sekarang lebih memikirkan ukhrawi,” pungkas Masduki. (R/R05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga