New York, 15 Muharram 1438/16 Oktober 2016 (MINA) – Amnesti Internasional Amerika Serikat (AS) meluncurkan kampanye mendesak pemerintahan Barack Obama menghentikan dana bantuan tambahan ke Israel yang diumumkan tahun ini menjelang kampanye pilpres baru.
Pada pertengahan September tahun ini, AS mengumumkan akan meningkatkan bantuan militer kepada Israel untuk 10 tahun ke depan senilai 38 miliar dolar AS atau sekitar Rp 500 triliun. Saat ini nilai bantuan militer AS kepada Israel bernilai 3,1 miliar dolar AS per tahun.
“Bantuan militer untuk Israel senilai 38 miliar dolar AS dalam 10 tahun mendatang itu harus dibatalkan,” tulis pernyataan Amnesti dalam surat yang ditujukan kepada Obama, sebagaimana dinyatakan dalam keterangan pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad 16/10.
Di samping masalah bantuan kepada Israel, Amnesti yang diketuai Margaret Huang selaku Direktur Eksekutif juga menuntut Obama menghentikan penjualan senjata ke Saudi Arabia senilai 2 miliar dolar AS, karena digunakan untuk menyerang oposisi di Yaman yang menyebabkan lebih banyak warga sipil menjadi korban.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Kampanye menitikberatkan pada tiga isu utama yang harus diperhatikan pemerintahan Obama menjelang 100 hari selesai masa kerjanya, katanya, yaitu bantuan militer pada Israel, Penerimaan para pengungsi dan penutupan penjara Guantanamo.
Penutupan Guantanamo
Amnesti juga menuntut Obama memenuhi janji untuk menutup penjara Guantanamo sebelum dia meninggalkan jabatannya.
“Jika Guantanamo tetap dibuka, akan memungkinkan pemerintahan baru terus menambah tahanan sampai tidak ada akhirnya. Ini juga berarti meningkatkan keterlibatan militer AS di Suriah, Irak, dan negara lainnya,” tambah pernyataan itu.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Banyak dari para tahanan di sana tidak diberi hak pengadilan dan ditahan dengan dakwaan yang tidak jelas, meskipun mereka ditahan selama 14 tahun.
Sejauh ini, Obama telah memindahkan tahanan secara berkala dari sana, namun masih ada sekitar 61 tahanan yang masih belum jelas nasibnya. Oleh karenanya, Amnesti berpendapat, jika Obama tidak menutupnya sekarang, ada kemungkinan penjara itu tidak akan pernah ditutup.
Amnesti juga menuntut Obama menggunakan kekuatannya untuk menerima pengungsi yang datang mencari suaka ke negaranya.
“Tidak cukup memercayakan keselamatan ribuan orang ke pemerintah baru. Presiden Obama harus memberikan perlindungan kepada mereka yang melarikan diri dari kekerasan dan memberikan perlindungan sementara bagi mereka yang sudah ada di negara ini,” tegas pernyataan. (T/R04/P2)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)