Kairo, 7 Ramadhan 1435/5 Juli 2014 (MINA) – Amnesty International (AI), organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) yang berbasis di London, memperingatkan tingkat penurunan kondisi Hak Asasi Manusia (HAM) di Mesir sejak penggulingan Presiden Muhammad Mursi.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis, Amnesty International mengatakan, Mesir telah “gagal di setiap tingkat dalam HAM” di era pasca Mursi, demikian laporan Press Tv yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Mursi, presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis, digulingkan Juli 2013 dalam kudeta militer yang dipimpin komandan Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Mesir saat ini dari kalangan militer.
Pernyataan itu juga mengungkapkan meningkatnya penangkapan, penahanan dan “insiden penyiksaan dalam tahanan polisi.”
Baca Juga: Sesaat Sebelum Gencatan Senjata Berlaku, Israel Serang Beirut
Organisasi HAM yang berbasis di London itu mencatat, ribuan orang pendukung Mursi telah ditahan dan diadili karena berbagai tuduhan.
Bukti yang telah dikumpulkan menunjukkan penyiksaan rutin di kantor-kantor polisi dan tempat penahanan yang tidak resmi, dan secara khusus menargetkan pendukung gerakan Ikhwanul Muslimin.
Wakil Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Hassiba Hadj Sahraoui mengatakan, “aparat keamanan Mesir kembali beroperasi pada kapasitas penuh, menggunakan metode yang sama dari penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya yang digunakan selama jam malam di masa (diktator Mesir Husni) Mubarak dahulu.”
AI mendesak pemerintah baru Sisi untuk membuka penyelidikan independen dan tidak memihak terhadap semua dugaan kejahatan, tambah Hassiba Hadj Sahraoui.
Baca Juga: Hezbollah Sergap Pasukan Israel, Sasar Sejumlah Target di Tel Aviv
Mesir telah menjadi ajang protes anti-pemerintah dengan bentrokan terus-menerus antara pasukan keamanan dan pendukung Mursi sejak penggulingan mantan Presiden Muhammad Mursi.
Setelah penggulingan mantan Presiden Muhammad Mursi, Sisi mengumumkan pencalonannya sebagai presiden Mesir dan dilantik setelah memenangkan pemilu yang hanya diikuti kurang dari 50 persen dari pemilih yang berhak ikut.
Sisi dituduh melakukan penindasan terhadap para pendukung Ikhwanul Muslimin dan pada para pendukung Mursi telah menyebabkan lebih dari 1.400 orang tewas dan 22.000 orang ditahan. (T/P012/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Poin Gencatan Senjata Israel-Hezbollah
Baca Juga: WHO Sambut Baik Gencatan Senjata Lebanon, Serukan Perdamaian di Gaza