Amnesty International: Pemimpin Eropa ‘Berbicara Ganda’ Soal Pengungsi

pengungsi me-confidential
Kamp di . (me-confidential)

Brussel, 10 Jumadil Akhir 1437/19 Maret 2016 (MINA) – Amnesty Internasional menyatakan, para pemimpin negara-negara (UE) telah ‘berbicara ganda’ dalam kesepakatan dengan Turki soal pengungsi.

Pada pertemuan UE-Turki di Brussels, Belgia setelah tiga putaran pembicaraan, yang berakhir Kamis (18/3), dan konferensi pers Jumat (19/3).

Pada kesepakatan umum disebutkan bahwa semua pengungsi yang telah mencapai Yunani secara ilegal melalui Laut Aegean, akan dikembalikan ke Turki, jika permintaan suaka mereka ditolak. Sebagai imbalannya, negara-negara Uni Eropa akan memberikan bantuan keuangan dan konsesi politik.

Lembaga kemanusiaan Amnesty Internasional itu mengatakan kesepakatan tersebut belum  dapat mengatasi krisis global pengungsi di Eropa, media The Star melaporkan.

Kesepakatan dinilai hanyalah untuk menutup rute utama di Laut Aegean yang telah dilalui oleh lebih dari satu juta orang yang masuk ke Yunani pada tahun lalu, sebelum mereka berkonvoi secara massal menuju negara-negara di kawasan Eropa, terutama Jerman dan Swedia.

John Dalhuisen, Direktur untuk Eropa dan Asia Tengah, mengatakan janji Uni Eropa untuk memperhatikan hukum internasional  bagaikan memberikan ‘gula berlapiskan sianida’ dan para pengungsi dipaksa menelannya.

Dalhuisen menambahkan, para pemimpin Eropa secara kolektif gagal untuk mengatasi segudang kontradiksi dari kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki pada bagaimana menangani krisis pengungsi.

“Kesepakatan telah gagal untuk mengatasi krisis pengungsi global, dan sengaja mengabaikan kewajiban internasionalnya,” ujarnya.

Ia menambakan, jaminan untuk lebih teliti dan menghormati hukum internasional tidak sesuai dengan yang disebut-sebut pada pengembalian pengungsi ke Turki, dari semua migran gelap yang telah tiba di pulau-pulau Yunani.

Namun, para pemimpin Eropa bersikeras bahwa semuanya akan sesuai dengan hukum.

Sejak Januari 2015, sekitar satu juta pengungsi telah memasuki negara-negara di kawasan Uni Eropa (UE) dengan menyeberang melalui laut dari Turki melalui Yunani terlebih dahulu. Lebih dari 132.000 telah tiba di UE pada tahun ini. Puluhan ribu migran lainnya kini tengah terjebak di Yunani, karena sebagian rute mereka telah diblokir oleh otoritas negara itu. (T/P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)