London,MINA – Amnesty International mendesak otoritas Cina untuk membebaskan aktivis Uighur, Ilham Tohti, yang telah dipenjara secara tidak adil dan disiksa karena advokasinya yang damai.
Tohti telah berupaya untuk mendorong pemahaman dan dialog antara orang Uighur dan Han, tetapi menghadapi hukuman seumur hidup atas tuduhan separatisme yang tidak berdasar. Devdis Course melaporkan, Kamis (25/7).
Pernyataan Amnesty International menyatakan, Ilham Tohti adalah seorang intelektual Uighur terkemuka, telah menghabiskan sepuluh tahun terakhir di penjara secara tidak adil karena advokasinya yang damai.
Pernyataan menambahkan, tuduhan terhadap Tohti didasarkan pada tulisan dan ajarannya tentang diskriminasi sistemik yang dihadapi oleh suku Uighur di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang.
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
Hukuman seumur hidupnya, yang dijatuhkan pada 23 September 2014, mengikuti persidangan yang tidak adil dan kurang transparan, lanjut pernyataan.
Selama masa penahanannya, Tohti dilaporkan mengalami penyiksaan dan perlakuan buruk, termasuk dibelenggu, kurungan isolasi yang berkepanjangan, dan penolakan perawatan medis yang memadai.
Amnesty International menggambarkan penahanannya sebagai hal yang mengerikan, menyoroti penindasan yang lebih luas terhadap advokasi hak asasi manusia tanpa kekerasan.
Kasus Tohti merupakan contoh tindakan keras pemerintah Cina yang lebih luas terhadap warga Uighur, Kazakh, dan kelompok etnis lainnya, yang mencakup penahanan sewenang-wenang massal, kebijakan asimilasi paksa, dan kejahatan terhadap kemanusiaan, menurut pernyataan tersebut.
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA
Memuji upaya Tohti, Amnesty International menekankan bahwa pendekatannya menawarkan jalan menuju pemahaman dan hidup berdampingan secara damai.
Amnesty menekankan, pembebasannya akan menjadi langkah signifikan menuju kemajuan hak asasi manusia dan keadilan di Cina. Sementara penahanannya yang berkelanjutan menjadi pengingat yang jelas tentang krisis hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Cina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wasekjen MUI Ingatkan Generasi Muda Islam Tak Ikuti Paham Agnostik