Anak-anak dan Wanita Palestina Terus Disiksa, Siapa Bersuara

Oleh: , Ketua (M-ae-C)

Sepanjang tahun ini, seperti belum berhenti kita mendengar dan membaca berita mengenai gugurnya warga Palestina akibat serangan brutal dari Pasukan Zionis Israel terhadap warga Palestina. Korbannya tidak hanya kaum laki-laki, tetapi juga para wanita dan akan-anak tak berdosa.

Deretan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan terhadap warga Palestina terus meningkat dari tahun ke tahun. Meski ada beberapa lembaga kemanusiaan internasional yang ada di sana, namun, Zionis Israel seakan tidak menganggap keberadaan mereka.

Terakhir pada Senin (12/12) lalu, militer Zionis Israel mengakui bahwa pasukannya telah menembak mati seorang di kota Jenin, Tepi Barat bernama Jana Majdi Zakarneh. Gadis berusia 16 tahun itu, ditemukan tewas di atap oleh keluarganya setelah tentara Zionis meninggalkan daerah itu.

Zakarneh diketahui sedang berada di loteng rumahnya hendak mengambil seekor kucing piaraannya. Namun tentara Israel mencurigainya, hingga akhirnya menembak gadis itu hingga meninggal dunia.

Israel tidak pernah meminta maaf atas semua pelanggaran yang telah mereka lakukan, begitu pun dengan kasus terbunuhnya Jana Zakarneh itu yang mereka sebut “peristiwa tidak disengaja”.

Zakarneh adalah korban dari anak-anak Palestina ke-36 yang dibunuh Zionis Israel, dan warga Palestina ke-224 yang kehilangan nyawa akibat kebiadaban Zionis sepanjang tahun 2022 ini. Sementara tahun-tahun sebelumnya, ratusan nyawa warga Palestina telah melayang, tanpa ada pertanggungjawaban dari Zionis.

Pembunuhan Zakarneh bukan kejahatan dan pelanggaran pertama yang dilakukan tentara , dan bukan pula menjadi yang terakhir, ketika komunitas internasional hanya diam tanpa tindakan nyata ketika menyaksikan peristiwa memilukan itu.
Anak-anak dan perempuan di Palestina menjadi pihak paling rentan karena dianggap paling lemah dan tidak mampu melakukan perlawanan yang berarti.

Zionis Israel merasa kebal hukum, seolah tidak ada yang mampu menghentikan kejahatan mereka. Jangankan menghentikan, untuk mengecam dan mengutuk saja, para pemimpin dunia seolah sudah meriang lebih dulu. Lidahnya mereka kelu, Ketika yang akan dikecam Zionis yang selama ini menjadi sekutu.

Bahkan ketika puluhan korban anak-anak dan perempuan terus berjatuhan sepanjang tahun ini. Tak banyak yang dapat dilakukan komunitas internasional, bahkan PBB sekalipun tidak mengeluarkan pernyataannya.

PBB sebagai lembaga dunia yang mengawal perdamaian dan keadilan seharusnya mengambil tindakan nyata dan menghentikan pelanggaran Israel atas rakyat Palestina. Seperti halnya pembelaan yang dilakukan atas Ukraina dan negara-negara pro Barat lainnya.
Sementara dalam kasus Ukraina, mereka lantang bersuara. Kecaman demi kecaman mereka suarakan.

Sungguh, hal itu merupakan bentuk ketidakadilan yang nyata-nyata diperlihatkan oleh sebagian besar pemimpin negara-negara Eropa dan Amerika. Standar ganda yang dilakukan Barat seakan sudah bukan rahasia lagi. Padahal mereka mengaku sebagai negara kampiun demokrasi yang peduli dengan Hak Asasi Manusia. Tetapi diskriminasi nyata dipertontonkan kepada dunia.

Adapun berbagai kecaman yang kita berikan dari negeri-negeri Muslim seakan hanya akan menjadi angin lalu saja bagi Zionis Israel. Mereka seakan tuli dan buta, tidak mau mendengar kritikan dan kecaman dari manapun.

Tekanan demi tekanan dari pemerintah Indonesia dan lainnya dalam kancah diplomatik internasional tidak dihiraukan Zionis Israel. Bahkan tidak malu-malu, Zionis malah menawarkan hubungan diplomatik kepada negara-negara Islam. Sungguh memalukan jika ada negara Islam yang mau menerima tawaran mereka.

Untuk itu, kesadaran komunitas internasional akan kepedulian terhadap nasib rakyat Palestina harus terus dibangun sehingga seruan-seruan untuk menghentikan kejahatan Israel terus menggema. Kita tidak boleh bosan menyuarakan keadilan, demi terciptanya perdamaian dunia.

Sebagai warga dunia, kewajiban mewujudkan perdamaian sesungguhnya berada di pundak kita semua. Meski hari ini, belum membuahkan hasil yang berarti, namun kita tidak boleh lelah dan berhenti dari perjuangan ini.

Maemuna Center (Mae-C) sebagai lembaga kemanusiaan yang fokus terhadap perjuangan rakyat Palestina, terutama kaum wanita dan anak-anak, akan terus bersuara. Kami akan terus mengalang dukungan, mengajak masyarakat dunia, untuk peduli dan menyuarakan pembelaan terhadap perjuangan Palestina, hingga perdamaian dan keadilan tegak di negeri itu.

Mae-C akan terus berjuang, hingga Zionis Israel mengembalikan Al-Aqsa Kembali ke pangkuan kaum Muslimin, menyerahkan kedaulatan kepada bangsa Palestina, menyerahkan tanah Palestina kepada pemilik aslinya dan berhenti melakukan kejahatan serta pelanggaran HAM lainnya. (A/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.