Anak-anak Palestina yang Ditahan Israel Disiksa

Kamp Pengungsi Shu’fat, MINA – Pengacara dari Komisi Tahanan (),  mengunjungi anak-anak yang dalam tahanan Israel. Anak-anak itu mengatakan dipukuli dengan keras ketika ditangkap, selama investigasi. bahkan ketika disidangkan di pengadilan. Demikian Palestine Post melaporkan, dikutip MINA, Selasa (31/12).

Tahanan Abdul-Min’em Al-Natsha, (17) mengatakan kepada pengacara PPC, pasukan Israel yang menyamar menculiknya dari jalan-jalan Kamp Pengungsi Shu’fat bersama dengan temannya bernama Usama Taha (16).

Kedua bocah itu mengungkapkan mereka dibawa ke pusat investigasi. Diinvestigasi selama empat jam. Mereka diborgol, dihina dan dipukuli.

Dalam kejadian kemudian, saat Al-Natsha diperiksa di pengadilan, anggota unit militer Israel, Nahkshon, memukulinya lebih dari satu kali.

“Mereka memukuli saya hanya karena saya berbicara dengan ibu saya di pengadilan saat sidang berlangsung,” tambah Al-Natsha.

Sementara itu, Taha menjelaskan petugas unit Nahkshon melepaskan anjing polisi padanya dalam perjalanan ke pengadilan.

Anak laki-laki lain, Motasem Sheikha, (17) menggambarkan penculikannya oleh pasukan Israel yang menyamar sambil berjalan di jalan-jalan Kamp Pengungsi Shu’fat.

Dia menambahkan bahwa dia menghabiskan 30 hari diselidiki di Pusat Penahanan Al-Moskobiyeh, di mana dia disiksa setelah dipenjara di sebuah ruangan tanpa kamera pengawas.

Abdul-Rahman Abu-Laila, (17) juga diculik oleh pasukan Israel yang menyamar dari tempat kerjanya di kota Akka, Israel.

Menurut PPC, Abu-Laila dikurung di Pusat Penahanan Petah Tikva selama sepuluh hari. Dia menghabiskan setiap hari diborgol di sel yang terisolasi.

Raed Rashid, seorang bocah lelaki Palestina berusia 16 tahun dari Tepi Barat Jenin mengatakan, pasukan penjajah Israel mendobrak pintu utama rumahnya pada malam hari, masuk ke kamarnya dan menangkapnya ketika dia sedang tidur.

“Ketika mereka melihat ibu saya berteriak ketika mereka mengarahkan senjata mereka kepada saya, mereka memukuli saya dengan keras di depannya,” katanya kepada PPC.

Rashid mengungkapkan, ia dipenjara di Pusat Penahanan Al-Jalama, sementara ditutup matanya dan diborgol, selama sekitar 10 jam.

Sheikha, Al-Natsha dan Taha ditahan di Penjara Al-Damoun dan yang lainnya, Rashid dan Abu-Laila, ditahan di Penjara Meggido.

(T/B01/ara/P1))

Mi’raj News Agency (MINA).

Wartawan: hadist

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.