Gaza, 23 Dzulqo’dah 1435/18 September 2014 (MINA) – Kegiatan belajar mengajar yang normal, saling berkompetisi untuk mendapatkan prestasi yang baik adalah keniscayaan yang diinginkan anak-anak Gaza di tengah serangan “putus nyambung” Israel ke Jalur Gaza dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satunya, remaja setingkat Kelas 1 SMA di Gaza Ihsan Badr mengungkapkan keinginan dirinya dan teman-temannya untuk hidup dalam kondisi normal, menikmati masa muda mereka layaknya remaja pada umumnya.
“Kami sangat bosan dan sangat ingin memulai belajar di kelas, saya sangat semangat pada semester ini karena belajar sudah dimulai lagi setelah perang panjang, yang kami inginkan adalah belajar,” katanya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jalur Gaza, Kamis.
Koresponden MINA mengunjungi sekolah-sekolah yang letaknya tidak jauh dari bangunan RS Indonesia di Bayt Lahiya utara Gaza.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Sekolah Kuwait Al-bannat salah satunya, sekolah dengan 700 siswa ini telah kehilangan satu siswa perempuan yang meninggal selama serangan Israel 51 hari ke Jalur Gaza. Menurut pihak sekolah banyak siswa dari lembaganya telah kehilangan rumah mereka, dan sebagian tinggal di pengungsian.
Pada saat pengambilan gambar suasana belajar oleh koresponden MINA, salah satu siswi menangis ketika mengenang suasana perang terakhir.
“Apa yang harus saya perbuat ketika saya melihat teman-teman sepermainan saya bergeletakan tewas karena reruntuhan rumah-rumah mereka, saya hanya menangis dan berteriak,” katanya bercucuran air mata.
Meskipun kondisi kehidupan mereka sulit sebelum dan sesudah perang, warga Gaza sudah terbiasa dengan situasi seperti ini dan tahu bagaimana harus berikap di tengah blokade berkepanjangan Israel, meskipun sebelumnya ada wacana untuk melonggarkan pengepungan.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Kami terbiasa dengan situasi seperti ini, kami terbiasa memulai kegiatan belajar mengajar dengan situasi setelah perang, bahkan pada situasi perang pun kami menjalankan tugas kami, pada saat gencatan senjata kami membagikan ijazah-ijazah kepada para siswi yang lulus di sekolah yang saat itu terpakai oleh para pengungsi perang,” kata kepala sekolah Ni’mah Hasan Awad kepada MINA.
Dalam kesempatan itu, koresponden MINA bersama para relawan Medical Emergency rescue Committee (MER-C) juga membagikan bantuan berupa 100 paket sekolah untuk para siswa yang kurang mampu dan miskin.(L/K01/K03/R04/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant