Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak Risiko Gangguan Perkembangan Butuh Perhatian Lebih

Admin - Rabu, 26 September 2018 - 05:20 WIB

Rabu, 26 September 2018 - 05:20 WIB

35 Views ㅤ

Ilustrasi, anak yang memiliki risiko gangguan perkembangan tubuh

Banda Aceh, MINA –  Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, resmi memiliki poliklinik tumbuh kembang anak terpadu. Poliklinik terpadu ini nantinya akan menfokuskan perawatan terhadap anak yang memiliki risiko gangguan perkembangan tubuh.

Konsultan tumbuh kembang anak, dr. TM. Thaib, M.Kes, SpA (K), mengatakan, selama ini banyak orang tua yang terlambat membawa anak ke klinik terpadu, untuk melakukan screening terhadap gangguan perkembangan anak.

Menurutnya, setiap balita membutuhkan pemeriksaan poli setelah 1000 hari, atau dua tahun pasca keahiran, namun saat ini banyak orang tua yang kurang sadar dengan hal tersebut, sehingga banayak penanganan anak yang cenderung terlambat.

“Sekarang kebanyakan pasien dirujuk ke RSUZA ini sudah dalam kondisi terlambat untuk ditangani, padahal anak butuh dilakukan pemeriksaan di poli pada 1000 hari, hingga dua tahun sejak kehamilan,” sebut konsultan tumbuh kembang dr. TM. Thaib, M.Kes, SpA (K), Selasa (25/9).

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

Selama ini, RSUDZA sudah menangani banyak pasien yang memiliki resiko tumbuh kembang, hanya saja belum terfokus pada kasus yang dialami anak. Dengan adanya poliklinik tumbuh kembang terpadu ini, diharapkan akan lebih cepat mendapat penanganan langsung.

Thaib mengingatkan, setiap orang tua harus sadar dengan kondisi anak terutama yang baru lahir, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehingga perlu adanya pennganan langsung, seperti kejang-kejang, Lahir mengalami ikterus (kuning), berat badan rendah, prematur, dan juga mendapatkan perawatan di ICU/PICU dengan waktu yang cukup lama pasca kelahiran.

“Sehingga orang tua harus melakukan deteksi dini pada anak, seperti di bidan atau rumah sakit terdekat,” ujar Thaib.

Balita yang memiliki risiko gangguan perkembangan, lebih besar pengaruh terhadap tumbuh kembang saat anak sudah berumur lanjut, pengaruh ini juga tidak menutup kemungkinan di alami oleh anak yang terlahir normal, namun tidak mendapat perhatian orang tua terutama di bidang kesehatan.

Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar

Poliklinik kembang terpadu, bukan hanya untuk balita yang mengalami gangguan pada perkembangan tubuh anak saja, namun juga untuk yang memiliki resiko tumbuh dan kembang anak. Sehingga dirinya menganjurkan orang tua untuk terus memantau anak dan memeriksa anak yang memiliki risiko tersebut. (L/AP/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Millenia
MINA Millenia
Indonesia
Indonesia