Tripoli, 3 Jumadil Awwal 1436/22 Februari 2015 (MINA) – Sebanyak 192 warga Mesir meninggalkan Libya menuju Tunisia menghindari meningkatnya ancaman kekerasan dari kelompok teroris ISIS di Afrika Utara.
Sebuah laporan setempat mengatakan, warga Mesir meninggalkan Libya lewat perbatasan Ras Jdir ke persimpangan menuju ke pulau Djerba di Tunisia.
Pemerintah Mesir mengatakan, “akan mengirim pesawat ke Djerba untuk mengangkut warga negaranya ke tanah air,” Press Tv melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sebelum keberangkatan mereka ke pulau Djerba tersebut, warga Mesir sempat tertahan karena ada unjuk rasa di kota perbatasan Tunisia Ben Guerdane.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Para pengunjuk rasa, yang menuntut investasi pemerintah di kota yang miskin, dilaporkan membantu warga Mesir dengan memberi mereka makanan dan air.
Sedikitnya 45 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat ledakan bom yang melanda tiga kota timur laut Libya al-Qubah. Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan mematikan tersebut.
Dalam pernyataan,ISIS mengatakan, serangan itu dilakukan sebagai pembalasan atas serangan udara pekan lalu, di markas kelompok Derna, sekitar 30 kilometer (20 mil) sebelah timur dari al-Qubah.
Mesir melancarkan serangan udara terhadap militan ISIS di Libya sebagai pembalasan atas pemenggalan terhadap 21 warga Mesir penganut Kristen Koptik.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Pada 15 Februari, ISIS merilis sebuah video yang menunjukkan pemenggalan 21 warga Mesir di Libya. Para korban dilaporkan diculik di kota pesisir Libya Sirte dalam dua serangan pada Desember dan Januari lalu.
Perdana Menteri Libya, Abdullah al-Thinni memperingatkan, Libya menjadi tempat bagi ISIS yang saat ini menguasai wilayah di Suriah dan Irak, sehingga menimbulkan tantangan bagi keamanan dan kestabilitas dunia internasional. (T/P002/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza