Washington, MINA – Menjelang kunjungan Presiden Donald Trump ke Asia, Gedung Putih mengatakan ancaman Korea Utara (Korut) akan menjadi agenda paling penting dalam pembicaraan dengan para pemimpin di kawasan.
Gedung Putih mengatakan perlucutan senjata nuklir Korea Utara adalah satu-satunya hasil yang dapat diterima, VOA melaporkan yang dikutip MINA, Jumat (3/11).
Penasihat Keamanan Nasional Jenderal H.R. McMaster, Kamis (2/11), memperingatkan jika ini tidak tercapai melalui tekanan sanksi ekonomi dan diplomasi, “Amerika akan merespons agresi Korea Utara dengan semua kemampuan yang ada.”
Jajak pendapat baru-baru ini oleh NBC News/SurveyMonkey dan Economist/YouGov menunjukkan bahwa orang Amerika Serikat menganggap Korut sebagai ancaman langsung bagi ‘Negeri Paman Sam’.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Trump dijadwalkan mengunjungi Korea Selatan pada 7-8 November. ‘Negeri Ginseng’ akan menjadi pemberhentian kedua Trump dari 12 hari lawatannya ke lima negara Asia.
Pembicaraan antara Presiden Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan para pemimpin dunia lainnya akan berfokus pada bagaimana menghadapi perkembangan senjata nuklir dan rudal balistik Korut.
“Tujuan kami bukan perang, melainkan denuklirisasi Semenanjung Korea secara menyeluruh, terverifikasi, dan tidak dapat diubah lagi,” kata Menteri Pertahanan Jim Mattis pada Jumat lalu di Zona Demiliterisasi antara Korut dan Korea Selatan.
Ada kecemasan yang meningkat di kedua sisi Pasifik tentang pandangan Trump dalam melumpuhkan setiap ancaman terhadap Amerika Serikat yang ditimbulkan oleh senjata pemusnah massal Pyongyang.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“Saya pikir kita akan sampai pada titik yang mana – Saya menyamakannya dengan semacam Krisis Misil Kuba – ada periode waktu yang terbatas tempat kita harus mengambil keputusan, entah itu politik atau militer, yang benar-benar akan mengubah lanskap politik Semenanjung Korea,” kata Jae Ku, Direktur Institut AS-Korea di Johns Hopkins University’s School of Advanced International Studies. (T/R11/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia