Jakarta, MINA – Menanggapi Tim Khusus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat yang mendapat penolakan saat menyambangi Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu Jawa Barat, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily meminta Ponpes Al-Zaytun tak menutup diri, khususnya saat otoritas keagamaan melakukan pengecekan untuk menyusut dugaan penyimpangan ajaran yang diterapkan.
“Pihak Pesantren Al-Zaytun juga tidak boleh menutup diri dari berbagai pihak, terutama otoritas keagamaan selama ini menjadi rujukan masyarakat,” kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/6).
Ia juga meminta agar mengutamakan sikap tabayyun dalam mengusut dugaan tersebut. Menurutnya, penting bagi pihak Pesantren AL-Zaytun menyampaikan klarifikasi agar tak menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.
“Diperlukan tabayyun dari pihak Pesantren Al-Zaytun soal dugaan ajaran yang diajarkan Pesantren Al Zaytun yang diduga menyimpang,” ujar pria yang akrab disapa Kang Ace tersebut.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
“Berbagai dugaan penyimpangan ajaran harus diklarifikasi kepada masyarakat agar tidak menimbulkan keresahan dari masyarakat,” imbuhnya.
Sementara Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan data dan informasi terkait apa pun yang ada di ponpes tersebut. Sayangnya, upaya MUI datang ke Al-Zaytun ditolak.
“Sudah melakukan beberapa langkah, pengumpulan informasi data-fakta, kemudian tim ini akan melakukan kunjungan ke Al-Zaytun, dialog, tapi ditolak oleh pihak Al-Zaytun. Alasannya, sibuk untuk tahun ini,” kata Rafani.
MUI Jabar sangat responsif sejak banyaknya aduan dari masyarakat tentang Ponpes Al-Zaytun yang dipimpin oleh Panji Gumilang. Namun pihak ponpes tidak kooperatif. (L/R4/P2)
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam