Jakarta, 25 Jumadil Awwal 1438/22 Februari 2017 (MINA) – Anggota Komisi III DPR RI Herman Hery mempertanyakan dibentuknya satuan tugas (Satgas) Merah Putih oleh Kapolri Tito Karnavian. Hal tersebut diungkapkannya dalam rapat kerja Komisi III dengan Kapolri di ruang rapat Komisi III Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Rabu (22/2).
“Saya mendengar Kapolri membentuk satgas Merah Putih. Begitu mendengar kata satgas itu berarti ada sesuatu yang mendesak yang dibentuk sehingga harus ada penanganan yang cepat. Nama dari satgas itu Merah Putih, berarti seolah-olah ada anggota lain yang tidak merah putih. Ini sebenarnya ada apa?,” tanya Herman, demikian siaran pers Parlementaria yang diterima MINA.
Satgas, lanjut Herman, dibentuk sesuai kebutuhan dan itu memang menjadi wewenang Kapolri. Herman meyakini sejatinya satgas itu dibentuk Kapolri dengan tujuan baik. Namun, pembentukan satgas tersebut seolah-olah menjadi sekumpulan polisi yang terkesan eksklusif, Herman mengisitilahkannya sebagai polisi “darah biru”.
“Itu tidak baik, karena bisa menimbulkan kecemburuan di kalangan Polri sendiri. Terkesan orang-orang dalam satgas diistimewakan. Dengan kata lain bukan satgas, bukan bagian dari Polri. Bukannya saat saudara Tito diangkat menjadi Kapolri saudara berjanji akan mensolidkan kepolisian. Saudara akan merangkul semua pihak dan semua angkatan dalam Polri. Jadi saya katakan tujuan baik itu malah akan berimplikasi tidak baik. Bahkan satgas tersebut mempunyai anggaran. Anggarannya dari mana, nomenklaturnya apa. Ini menjadi pembicaraan,” jelas Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
Tidak hanya itu, Herman juga menilai dibentuknya satgas ini terkesan Polri sudah tidak mampu mengayomi, melindungi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jika demikian, Herman mengatakan bahwa pihaknya akan menginisiasi dibentuknya Kammas (Keamanan masyarakat) untuk membantu Polri.
Bahkan pihaknya juga menyarankan akan meminta TNI untuk membantu polisi.
Meski begitu, Herman juga mengapresiasi ke penanganan yang persuasif dan humanis dari Polri dalam menangani masyarakat yang melakukan aksi dan demonstrasinya. Hal itu tentu tidak mudah, butuh keringat yang bercucuran. Dan sebagai warga Jakarta Herman merasa aman tinggal di Ibukota. (T/R06/P02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah