Tel Aviv, MINA – Anggota Knesset (parlemen) Israel menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggunakan perang Gaza yang sedang berlangsung untuk mengakhiri persidangan korupsinya, Anadolu melaporkan.
“(Netanyahu) sedang mengondisikan masa depan Israel dan anak-anak kita dalam persidangannya,” anggota Knesset untuk Partai Demokrat, Naama Lazimi, mengatakan dalam pernyataan yang dikutip oleh The Times of Israel pada Ahad (29/6).
Dia mengatakan, perdana menteri Israel menunjukkan bahwa dia tidak layak untuk jabatan tersebut karena “menukar dakwaannya dengan imbalan penyelesaian politik dan diakhirinya perang.”
Presiden AS Donald Trump pada Sabtu agar kembali menyerukan agar persidangan korupsi Netanyahu dibatalkan.
Baca Juga: Pengadilan Israel Tunda Sidang Korupsi Netanyahu
Menyoroti miliaran dolar yang dikeluarkan AS setiap tahun untuk mendukung Israel, Trump menyatakan, “Kami tidak akan menolerir ini” dan mendesak pihak berwenang untuk “Membebaskan Bibi.”
“Mereka yang berada di balik tweet Presiden Trump adalah Netanyahu dan geng korupnya,” kata anggota parlemen Demokrat Gilad Kariv.
Ia mengecam perdana menteri Israel dan lingkarannya yang “bersedia bermain-main dengan keamanan nasional Negara Israel dan masalah sandera untuk menyelamatkan Netanyahu dari hukuman di pengadilan.”
Kelompok perlawanan Palestina Hamas telah berulang kali mengatakan mereka siap membebaskan semua tawanan Israel di Gaza dengan imbalan diakhirinya perang yang sedang berlangsung, penarikan Israel dari daerah kantong tersebut, dan pembebasan tahanan Palestina.
Baca Juga: Brigade Al-Quds Rampas Peralatan Militer Zionis
Namun, Netanyahu menolak persyaratan ini, dan melanjutkan perang genosida di Jalur Gaza, tempat lebih dari 56.400 orang telah tewas sejak Oktober 2023.
Anggota Knesset Yesh Atid Karine Elharrar memperingatkan bahwa Netanyahu “bertindak melawan kepentingan publik Israel” dengan menghubungkan nasib hukumnya dengan negosiasi penyanderaan dan perjanjian normalisasi regional.
Ia juga menuduh Trump secara efektif “mensyaratkan bantuan AS pada persidangan perdana menteri.”
Pemimpin oposisi Yair Lapid mendesak presiden AS untuk tidak ikut campur dalam proses hukum di negara yang merdeka.
Baca Juga: Kelompok Abu Shabab pro-Israel Akui Serang RS Nasser Gaza, Lalu Membantah
Ia juga menyebut campur tangan Trump mungkin merupakan bentuk “kompensasi” kepada Netanyahu atas konsesi politik di Gaza.
Anggota parlemen Zionisme Religius Simcha Rothman, ketua Komite Konstitusi, Hukum, dan Keadilan Knesset, menyebut seruan Trump untuk mengakhiri persidangan Netanyahu “tidak pantas meskipun ia benar.”
Netanyahu menghadapi tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan yang dapat menyebabkan hukuman penjara jika terbukti.
Pada bulan Januari, Netanyahu memulai sesi interogasi terkait Kasus 1000, 2000, dan 4000, yang dibantahnya. Jaksa Agung mengajukan dakwaan terkait kasus-kasus ini pada akhir November 2019.
Baca Juga: Pejuang Gaza Serang Kendaraan Militer Zionis, 1 Tewas, Lainnya Terluka
Kasus 1000 melibatkan Netanyahu dan keluarganya yang menerima hadiah mahal dari pengusaha kaya sebagai imbalan atas bantuan.
Kasus 2000 menyangkut dugaan negosiasi dengan Arnon Mozes, penerbit harian Israel Yedioth Ahronoth, untuk mendapatkan liputan media yang positif.
Kasus 4000, yang dianggap paling serius, melibatkan pemberian fasilitasi kepada Shaul Elovitch, mantan pemilik situs berita Walla dan perusahaan telekomunikasi Bezeq, sebagai imbalan atas liputan media yang menguntungkan. []
Baca Juga: Pemukim Ilegal Israel Berulah di Tepi Barat, Palestina Minta Dunia Bertindak
Mi’raj News Agency (MINA)