Jakarta, MINA – Dengan alasan untuk mewujudkan solusi dua negara, Australia berencana memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Kota Tel Aviv ke Yerusalem.
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta dalam keterangannya kepada MINA, Kamis (18/10) menyebut bahwa alasan tersebut kontraproduktif dan bisa membahayakan perdamaian di kawasan tersebut.
“Pemindahan ini justeru akan semakin membahayakan situasi perdamaian di kawasan Timur Tengah, bukan malah menjadi solusi. Jadi perdamaian seperti apa yang mereka maksud?,” kata Sukamta.
Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) ini menyayangkan rencana Pemerintah Australia tersebut yang menantang suara internasional lewat penolakan dari 128 negara anggota PBB dalam Sidang Umum.
Baca Juga: Tim Tanggap Bencana Turkiye Tunggu Persetujuan Israel untuk Masuk Gaza
Hal ini, kata Sukamta, akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi di seluruh dunia. Negara-negara yang mengklaim sebagai negara demokratis justeru kebijakannya bertentangan dengan prinsip demokrasi yang menghendaki suara mayoritas.
“Tentunya ini tidak bisa dibiarkan. Jangan sampai sikap AS yang ingin memindahkan kedubesnya ke Yerusalem diikuti oleh negara-negara lain. Saya mendesak pemerintah Australia untuk mengurungkan rencananya itu,” katanya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan Australia akan mempertimbangkan pengakuan resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan mereka ke kota kuno itu dari Tel Aviv. (L/R06/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS-Israel Bersiap Ajukan Resolusi untuk Ubah Status Quo Masjid Al-Aqsa
 




 
 
								 








 
															 
															 
															 
															 
															 
 
 
															 
															 
															 
															 
															



 
															 Mina Indonesia
Mina Indonesia Mina Arabic
 Mina Arabic Mina Sport
 Mina Sport Mina Preneur
 Mina Preneur