Ramallah, 28 Jumadil Awwal 1436/19 Maret 2015 (MINA) – Anggota Komite Eksekutif Palestina, Bassam Shalihi menyerukan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas untuk membatalkan Perjanjian Oslo yang ditandatangani pada 19 September 1993 silam, menyusul kemenangan Benjamin Netanyahu dalam pemilu Knesset baru-baru ini.
Menurutnya, pernyataan dan sikap Netanyahu berlawanan dengan hukum internasional dengan menolak ‘solusi dua negara’, serta terus melanjutkan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina, sebagaimana Pusat Info Palestina (PIP) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
“Pemandangan pasca pemilu Israel menunjukkan ke arah rasisme di kalangan masyarakat Israel dan pimpinannya, menjadi tantangan bagi bangsa Palesetina dan masyarakat internasional untuk menghadapi keputusan Israel yang menolak setiap solusi politik, mengingkari setiap keputusan PBB dan kegigihannya untuk melanjutkan pendudukan,” tegasnya.
Shalihi, yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Palestina, menegaskan pentingnya Palestina untuk tidak melanjutkan interaksi dengan pemerintah Israel pimpinan Netanyahu, yang secara tegas menolak ‘solusi dua negara’, menolak mengakhiri pembangunan permukiman, membuat keputusan terkait Kota Al-Quds yang bertentangan dengan resolusi-resolusi PBB, dan kebijakan nasional Palestina.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Shalihi menyerukan untuk mengadopsi sikap Palestina guna menyatukan kekuatan-kekuatan nasional, mengakhiri perpecahan dan membangun koalisi internasional serta Arab untuk menghadapi kebrutalan Israel dan para pemukimnya, guna memboikot pihak Zionis di ranah internasional, sebagai upaya untuk menghentikan orientasi rasisme yang berkembang di negara Israel. (T/P011/p4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid