Capitol Hill, MINA – Anggota parlemen di Amerika Serikat pekan ini memilih untuk mencegah pemerintah menyebutkan jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza yang dibunuh oleh pasukan zionis Israel, sebagai upaya terbarunya untuk secara langsung menyensor fakta dan kritik terhadap pendudukan dan kejahatan perangnya.
Dikutip dari MEMO, Senin (1/7), dengan hasil 269-144 suara yang mendukung amandemen bipartisan di Dewan Perwakilan Rakyat AS, langkah tersebut berupaya untuk melarang Departemen Luar Negeri menggunakan dana anggaran urusan internasional untuk mengutip angka dan statistik yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, yang pada dasarnya menyensor setiap penyebutan jumlah warga Palestina yang dibunuh Israel di Jalur Gaza yang terkepung sejak awal serangannya yang berlangsung selama sembilan bulan.
Setelah mendapat suara terbanyak dan didukung oleh 62 anggota Partai Demokrat dan 207 anggota Partai Republik, usulan amandemen tersebut kini akan diajukan ke Senat untuk dipertimbangkan.
Jika disahkan, pemerintah AS dilarang mengakui pendudukan Israel telah menewaskan sedikitnya 37.765 warga Palestina di Jalur Gaza dan melukai 86.429 lainnya sejauh ini.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Statistik yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza juga diduga terlalu meremehkan jumlah sebenarnya dari jumlah kematian dan cedera, terutama karena fakta bahwa pasukan Israel telah secara signifikan mempengaruhi kemampuan kementerian tersebut untuk menghitung angka-angka tersebut.
Pemungutan suara tersebut dikutuk oleh banyak pengamat dan kritikus yang bersikeras, pemungutan suara tersebut hanya bertujuan untuk menyensor fakta terkait kejahatan perang Israel di Gaza.
Salah satu pengkritiknya adalah anggota Kongres Palestina-Amerika Rashida Tlaib, yang menyatakan dalam pidatonya di DPR menjelang pemungutan suara, sejak tahun 1948 telah ada upaya terkoordinasi, terutama di majelis tersebut, untuk tidak memanusiakan warga Palestina dan menghapus keberadaan warga Palestina.
“Rekan-rekannya ingin melarang pejabat AS untuk menyebutkan jumlah korban tewas di Palestina,” ujarnya menyoroti fakta, enam anak terbunuh di Gaza setiap jamnya.
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
“Tetapi warga Palestina bukan sekedar angka. Di balik angka-angka ini terdapat orang-orang nyata, ibu, ayah, anak laki-laki, anak perempuan yang hidupnya telah dicuri dan keluarga mereka dicabik-cabik, dan kita tidak boleh berusaha menyembunyikannya,” ujar Tlaib.
Tlaib mengutuk rasisme anti-Palestina di majelis itu dan menekankan rekan-rekan anggota parlemennya, bahkan tidak mau mengakui bahwa orang-orang Palestina ada.
“Tidak ketika mereka masih hidup dan sekarang, bahkan ketika mereka sudah mati. Benar-benar menjijikkan. Ini adalah penyangkalan genosida,” pungkasnya.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait