Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota Parlemen Inggris Merasa Malu Jika Trump Datang

Rudi Hendrik - Selasa, 21 Februari 2017 - 09:32 WIB

Selasa, 21 Februari 2017 - 09:32 WIB

290 Views

Anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh, David Lammy. (Gambar: Video)

Anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh, David Lammy. (Gambar: Video)

 

London, 23 Jumadil Awwal 1438/21 Februari 2017 (MINA) – Dalam sesi debat Parlemen Inggris hari Senin (20/2) tentang penolakan kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat (AS), anggota parlemen dari Partai Buruh David Lammy mengaku malu jika Donald Trump berkunjung ke negara itu.

Parlemen memperdebatkan petisi penolakan terhadap Trump yang ditandatangani oleh 1,8 juta warga Inggris.

Lammy mengatakan, pemerintah menawarkan kunjungan kenegaraan kepada Trump karena “putus asa” terkait kesepakatan perdagangan dengan AS.

Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang

“Saya pikir anak-anak saya pantas lebih baik dari itu (rasisme Trump). Saya malu bahwa itu (rasisme) datang ke sini,” katanya, demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.

Sesama Anggota Parlemen dari Partai Buruh, Paul Flynn mengatakan, undangan harus diturunkan dari urusan agung kepada kunjungan biasa.

“Ada bahaya besar jika mencoba untuk memberinya penghargaan terbaik,” katanya.

Sementara di saat yang sama, ribuan demonstran berunjuk rasa di luar gedung parlemen mendesak dibatalkannya undangan kepada Trump untuk datang ke negara itu.

Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza

Demonstran membawa plakat bertuliskan slogan-slogan seperti “Tidak untuk Trump” dan “Buang Trump”.

Para demonstran berkumpul di Parliament Square dalam reli terbaru melawan Trump yang menjabat sebulan lalu di Gedung Putih.

Salah satu pengunjuk rasa mengatakan, semua orang harus berdiri melawan kebijakan Trump.

“Dia mempromosikan kebijakan rasis, dia normalisasi rasisme dan kebencian terhadap wanita dan Islamofobia,” kata pengunjuk rasa bernama Benjamin Kari. (T/RI-1/RS-2)

Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Breaking News
Palestina
Breaking News