Yerusalem, MINA – Anggota parlemen Israel pada hari Selasa menyerukan penyelidikan parlemen atas dugaan penggunaan spyware canggih oleh polisi pada warga Israel, termasuk pengunjuk rasa yang menentang mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Seruan itu muncul menyusul terbitnya laporan surat kabar bisnis berbahasa Ibrani Calcalist tentang pengawasan tersebut, Arab News melaporkan, sebagaimana dikutip MINA, Rabu (18/1).
Calcalist melaporkan bahwa pada tahun 2020, polisi menggunakan spyware NSO Pegasus untuk mengawasi para pemimpin protes terhadap Netanyahu, yang saat itu adalah perdana menteri.
Polisi juga meretas telepon dua walikota yang dicurigai melakukan korupsi dan banyak warga Israel lainnya, semuanya tanpa perintah pengadilan atau pengawasan hakim.
Baca Juga: Hamas Desak Tindakan Darurat untuk Bersihkan Sisa Bom Israel di Gaza
Namun, polisi Israel membantah tuduhan itu, mengatakan bahwa mereka beroperasi sesuai hukum, dan NSO Group mengatakan tidak mengidentifikasi kliennya.
Spyware canggih yang dibuat oleh perusahaan Israel telah dikaitkan dengan penyadapan terhadap aktivis hak asasi manusia, jurnalis dan politisi. AS telah melarang kelompok itu dari teknologi Amerika, dengan mengatakan, produknya telah digunakan oleh rezim represif.
Perusahaan mengatakan, produknya dimaksudkan untuk digunakan melawan penjahat dan teroris, dan tidak mengontrol bagaimana kliennya menggunakan perangkat lunak. Israel, yang mengatur perusahaan tersebut, belum mengatakan apakah pasukan keamanannya sendiri menggunakan spyware tersebut. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza per 25 November Capai 69.775 Jiwa
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic