Paris, MINA – Polisi Prancis pada Rabu (24/4) memanggil anggota parlemen sayap kiri terkemuka, Mathilde Panot untuk penyelidikan atas kritiknya terhadap agresi Israel ke Gaza.
Merespon panggilan itu, Panot menyebut sebagai bentuk intimidasi. Ia menekankan, intimidasi tersebut tidak akan menghalanginya untuk terus melakukan protes terhadap genosida di Palestina.
“Kami tidak akan diam. Tidak ada pemanggilan, tidak ada intimidasi dalam bentuk apa pun yang akan menghalangi kami untuk melakukan protes terhadap genosida rakyat Palestina yang sedang berlangsung,” kata Panot, sebagaimana dilaporkan Middle East Eye.
Panot adalah pemimpin kelompok parlemen sayap kiri terbesar di parlemen Prancis, France Unbowed (La France Insoumise/LFI), yang blak-blakan mengutuk agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Panot mengecam penyelidikan tersebut sebagai tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ini pertama kalinya dalam sejarah Republik Perancis, ketua kelompok oposisi di parlemen dipanggil karena alasan serius berdasarkan tuduhan yang salah,” katanya.
“Rezim Macronis telah melewati semua batas yang bisa dibayangkan,” tambahnya, merujuk pada pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.
Pihak berwenang Prancis pekan lalu membatalkan dua konferensi yang dilakukan oleh politisi LFI, Jean-Luc Mélenchon di Lille, sementara Rima Hassan, seorang anggota partai, telah dipanggil dengan tuduhan “permintaan maaf atas terorisme.”
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Partai sayap kiri For Reunion (Pour La Réunion/PLR) mengkritik tindakan terhadap Panot sebagai “tindakan otoriter yang mengkhawatirkan.”
“PLR sangat prihatin dengan sistem peradilan yang digunakan untuk membungkam lawan politik yang mengecam genosida yang sedang berlangsung di wilayah Palestina,” kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan pada Rabu (24/4).
Serangan Israel selanjutnya di Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 34.262 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Selain itu, Gaza juga menghadapi bencana kelaparam dan krisis kemanusiaan yang mengerikan akibat blokade Zionis Israel.[]
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)