Amman, MINA – Kais Zayadin, anggota Parlemen Yordania mengatakan, kesalahan terbesar yang dilakukan negara-negara Arab adalah percaya bahwa negara pendudukan Israel akan menciptakan perdamaian dan mencapai solusi abadi untuk tujuan Palestina.
“Pemimpin Palestina pergi ke Oslo dengan optimisme bahwa mereka dapat mencapai solusi bertahap yang akan mengarah pada sebuah negara. Namun entitas pendudukan Israel terus mencuri tanah kita dan menyebabkan kerusakan pada rakyat kita tanpa ada pencegahan dari masyarakat internasional,” katanya. Seperti dilaporkan Arab News, Sabtu (6/6).
Ia mengatakan ini secara online pada peringatan 53 tahun Naksa, awal pendudukan wilayah Arab oleh Israel tahun 1967.
Pembicara lain, Adnan Abu-Odeh, penasihat politik Raja Yordania Hussein dan Raja Abdullah II, mengatakan bahwa negara-negara Arab dan pemimpin Palestina telah gagal memahami tujuan-tujuan Zionisme.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Pemerintah yang ikut dalam perang itu naif, mengharapkan pengulangan invasi Sinai 1956 ketika AS memerintahkan penarikan Israel. Kepercayaan yang salah bahwa kita bisa membebaskan tanah menggunakan perang,” katanya.
Sementara itu, Anees Sweidan, Direktur Jenderal Hubungan Luar Negeri di PLO, mengatakan perjuangan Palestina saat ini sedang mengalami fase rumit di mana peluang politik sangat terbatas.
“Bias AS terhadap Israel dan kurangnya persatuan telah menempatkan gerakan Palestina dalam situasi yang sulit. Lebih sulit untuk menghasilkan dukungan eksternal dan krisis keuangan menyebabkan banyak penderitaan terlepas dari kenyataan bahwa kami telah membuat prestasi penting di PBB dan Eropa,” ujarnya.
Lily Habash, lulusan ilmu politik Universitas Exeter, melihat Israel menggunakan perubahan geopolitik dan regional untuk keuntungannya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Bahaya hari ini telah mendorong keputusasaan, tetapi Palestina akan tabah dalam jangka panjang,” tambahnya.
Menurutnya, perjuangan Palestina membutuhkan penyelamat untuk mengeluarkannya dari dilema saat ini. “Namun yang lebih penting adalah pemimpin-pemipin Palestina harus memiliki kepercayaan diri yang kuat dan bekerja pada semua lini. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza