PENGANGGURAN SEMAKIN MENINGKAT DI INDONESIA

Jakarta, 25 Muharram 1437/7 November 2015 (MINA) – Melemahnya perekonomian nasional berbuntut naiknya angka , dengan banyak perusahaan mengurangi jumlah pekerja mereka.

Angka pengangguran di Indonesia meningkat menjadi 6,18 persen dari angkatan kerja pada Agustus 2015, atau 7.560.000 orang secara absolut, dari 5,81 persen pada Februari (atau 7.450.000 orang menganggur), sementara melambatnya ekonomi menyebabkan PHK dan lambatnya penyerapan tenaga kerja.

Pada kuartal kedua 2015 ekonomi Indonesia tumbuh dengan laju paling lambat dalam enam tahun terakhir, yakni sebesar 4,67 persen dibanding tahun lalu dan hanya berhasil meningkat sedikit sebanyak 4,73 persen pada kuartal ketiga, Mi’raj Islamic News Agency melaporkan, mengutip laman Indonesia-Investments.com, Jumat.

Sekitar dua juta orang memasuki angkatan kerja setiap tahun dan karena itu meningkatkan jumlah lapangan kerja adalah salah satu tugas utama pemerintah. Mendorong pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu strategi utama karena setiap kenakan sebanyak 1 persen produk domestik bruto (PDB) diperkirakan akan membangkitkan sekitar 250.000 lapangan kerja baru di Indonesia.

Menarik juga untuk dicatat bahwa kualitas tenaga kerja Indonesia membaik dengan makin sedikitnya jumlah pekerja berpendidikan rendah. Antara Agustus 2014 dan Agustus 2015, jumlah pekerja berpendidikan rendah atau mereka yang hanya memiliki ijazah sekolah dasar atau  SMP menurun 74,3 juta menjadi 71,5 juta orang (mungkin korban PHK baru). Sementara itu, jumlah pekerja berpendidikan tinggi dalam angkatan kerja Indonesia naik dari 11,2 juta menjadi 12,6 juta orang lebih dalam periode yang sama.

Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang merilis statistik pengangguran di negara ini dua kali setahun, yaitu Februari dan Agustus, satu-satunya sektor yang menyerap lebih banyak pekerja pada Agustus dibandingkan Februari adalah sektor konstruksi.

Pada Agustus 2015, total 8.21 juta pekerja aktif di sektor konstruksi, naik dari 7.72 juta pada Februari 2015 atau 7,27 juta pada Agustus 2014. Dari tahun ke tahun peningkatan lapangan kerja juga terjadi pada sektor perdagangan dan keuangan.

Tingkat pengangguran tertinggi terjadi di kalangan usia 15 dan 24 tahun, sementara para mahasiswa yang baru lulus dari perguruan tinggi, para lulusan sekolah kejuruan dan sekolah menengah mengalami kesulitan mendapatkan lapangan kerja.

Ini juga berarti bahwa Indonesia tidak optimal menikmati bonus , yaitu sekitar setengah dari populasi berusia di bawah 30 tahun, dan 43 persen berumur di 25 tahun. Selain itu, tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara itu dapat memicu gejolak sosial di masa depan jika dibiarkan tak tertangani.

Bulan lalu, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mengatakan bahwa 67.000 orang Indonesia (kebanyakan berpendidikan rendah) telah kehilangan pekerjaan mereka pada 2015, sebagian besar berasal dari sektor industri tekstil, dan angka ini bisa naik menjadi 100.000 pekerja pada akhir tahun. Demikian pula, Asosiasi Pengusaha (Apindo) menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya pengangguran di Indonesia. (T/R07/R01)

Mi’raj Islam News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0