Riyadh, MINA – Untuk pertama kalinya sejak 2003, pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) akan ditempatkan di Arab Saudi menyusul ketegangan antara Iran dan AS yang berdampak pada harga minyak global,
SPA melaporkan.
Raja Salman telah menyetujui penempatan pasukan AS itu dalam upaya untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas regional di wilayah tersebut.
Departemen Pertahanan AS mengkonfirmasi langkah itu dengan mengatakan akan mengerahkan pasukan dan sumber daya ke Arab Saudi untuk “memberikan pencegah tambahan” dalam menghadapi “ancaman yang muncul.” MEE menyebutkan pada Sabtu (20/7).
Keputusan untuk menjadi tuan rumah pasukan AS bertujuan “untuk meningkatkan kerja sama bersama dalam pertahanan keamanan dan stabilitas regional dan untuk menjaga perdamaian,” ujar seorang pejabat Kementerian Pertahanan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebutkan nama, mengatakan kepada Reuters bahwa pengerahan itu akan mencakup sekitar 500 personil militer AS di Arab Saudi, dan merupakan bagian dari peningkatan jumlah pasukan AS di Timur Tengah yang diumumkan Pentagon bulan lalu.
Pada Juni, Pentagon mengatakan akan mengerahkan 1.000 tentara ke Timur Tengah tetapi tidak mengatakan ke mana mereka akan pergi.
Hubungan antara Washington dan Teheran memburuk tahun lalu ketika Presiden Donald Trump membatalkan perjanjian nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Iran.
Di bawah pakta itu, Iran setuju untuk membatasi kerja nuklir, yang sejak lama dilihat oleh Barat sebagai kedok untuk mengembangkan senjata nuklir, sebagai imbalan atas pencabutan sanksi. Tetapi sanksi sejak itu diberlakukan kembali, dan sangat merugikan ekonomi Iran.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Trump mengatakan, dia menganggap Arab Saudi sebagai mitra penting di Timur Tengah dan menyeimbangkan pengaruh Iran. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)