Jakarta, 2 Rajab 1435/30 April 2014 (MINA) – Saung Angklung Udjo (SAU) yang berbasis di Bandung Timur menyatakan kesiapannya untuk pergi ke daerah terblokade, Jalur Gaza, guna meringankan beban masyarakat Palestina dengan permainan angklung.
“Kami Saung Angklung Udjo ingin pergi ke Gaza untuk meringankan beban rakyat Gaza dengan bermain angklung. Dengan menyebarkan budaya Indonesia, merupakan salah satu bentuk kontribusi kami kepada bangsa yang seluas-luasnya,” kata Harry Patra, Instruktur Angklung, kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta, Rabu (30/4).
Dalam acara “Peluncuran Video Campaign Rumah Sakit Indonesia di Gaza – Palestina” di The Cone FX, Senayan Jakarta, Harry secara terbuka menyampaikan kepada MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) bahwa SAU siap berangkat ke Gaza jika ada permintaan relawan dalam hal budaya.
“Ketika kami mendapat kesempatan emas dalam acara ini, maka kami tidak menyia-nyiakannya. Kami juga butuh untuk membantu di bidang kemanusiaan,” kata Harry.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Mengenai tidak amannya Jalur Gaza, Harry berkeyakinan, jika seorang Muslim berbuat baik maka akan dilindungi Allah.
“Jika kami memang bisa pergi ke sana, kami tidak takut,” tegas Harry.
SAU sudah beberapa kali bekerja sama dengan berbagai pihak dalam bidang kemanusiaan, namun mereka lebih banyak terlibat di bidang pendidikan.
Meskipun sudah sering membawa angklung ke berbagai negara internasional, namun SAU belum pernah bersinggungan dengan Palestina, khususnya Gaza.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
“Ketika tahu bahwa angklung pernah dibawa masuk ke Jalur Gaza, saya merasa bangga, ternyata ada yang berinisiatif membawa budaya ke sana. Dan kami merasa berkewajiban membantu dalam hal tersebut, jika memang dibutuhkan tenaga relawan dari SAU,” kata Harry yang tahun lalu membawa timnya ke Dubai, Filipina, Jepang, Korea, dan Cina.
Saung Angklung Udjo adalah suatu tempat yang merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU mempunyai tujuan sebagai laboratorium pendidikan dan pusat belajar memelihara kebudayaan Sunda, khususnya angklung.
SAU didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena (kini sudah almarhum) dan istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda, berlokasi di Jalan Padasuka 118, Bandung Timur, Jawa Barat. (L/P09/P01/P04/P015/IR).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam
Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi