Jakarta, MINA – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berharap Wahdah Islamiyah untuk bisa berperan mewarnai dunia pendidikan dengan menyiapkan materi-materi pendidikan bagi orangtua.
“Kalau boleh kami menganjurkan salah satu area di mana Wahdah Islamiyah bisa berperan adalah dengan menyiapkan materi-materi pendidikan bagi orangtua bukan pendidikan untuk anak di rumah tapi pendidikan terhadap pembekalan untuk orangtua,” kata Anies dalam acara Grand Opening Muktamar Wahdah Islamiyah ke IV secara virtual, Ahad (19/12).
Anjuran Anies ini terkait dengan model pendidikan paripurna yang salah satu cirinya adalah pembelajaran yang tinggi dan proses penumbuhan nilai yang bukan hanya bermodalkan penanaman ataupun pembentukan.
Penumbuhan nilai-nilai itu harus disampaikan sebagai bibit yang membutuhkan ekosistem sehat maka tumbuh besar di dalam jiwa, pikiran dalam keseharian anak-anak.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini
Proses penumbuhan ini, menurut Anies membutuhkan ekosistem yang sehat, maka fokus pertama dan terutama jika berbicara tentang pendidikan paripurna adalah pendidikan oleh orangtua di dalam sebuah keluarga.
“Ini pendidikan pertama dan terutama serta ini pendidikan terpenting, sayangnya banyak orangtua seringkali menjadi pendidik terpenting namun yang paling tidak tersiapkan,” tegas Anies.
Dijelaskan Anies, menjadi guru ada proses pembelajaran, menjadi dosen ada proses persiapan, menjadi suami istri ada proses persyaratan administrasinya tapi menjadi pendidik sebagai orang tua tidak ada persyaratannya. Dan sering tidak ada proses penyiapan yang sistemik.
Menurut Anies, proses penyiapan pendidikan yang sistemik inilah yang sering kali terlewatkan. Banyak orang ketika mengatakan pendidikan, hampir selalu kepada anak-anak padahal sesungguhnya pendidikan haruslah dimulai dari orang tuanya.
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Anies mengatakan, pentingnya menjadi sosok pembelajar karena menurutnya kebanyakan dari kita tumbuh besar sebagai orang-orang generasi abad 20, di mana anak-anaknya merupakan generasi abad 21 yang akan bertemu dengan teknologi abad 21.
“Jika tidak menjadi sosok pembelajar dengan menyiapkan materi pendidikan dengan baik, maka ada potensi kita kekurangan teknik-teknik yang tepat di dalam menumbuhkan nilai-nilai kepada anak-anak,” ujarnya.
“Ketika kita berhasil membuat guru merasa dirinya pembelajar dan semua orangtua merasa dirinya pembelajar maka Insya Allah bekal untuk anak-anak kita akan tersedia dengan baik,” tambah Anies.
Bagi Anies masalah yang sering ada, baik yang mendidik di rumah ataupun di sekolah adalah merasa sudah cukup belajar sehingga terjadi stagnansi. Padahal di dunia yang berubahnya begitu cepat, stagnansi dalam balajar itu tidak boleh terjadi karena korbannya adalah anak-anak.
Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi
Wahdah Islamiyah menggelar Muktamar ke IV secara virtul pada Ahad-Rabu (19-22/12). Hadir Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan diikuti 100 ribu peserta dan secara resmi dibuka Wakil Presiden Ma’ruf Amin. (L/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun