Jakarta, MINA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan konsep tentang Indonesia, persatuan dan kebhinekaan, bukanlah persatuan asal-usul, tetapi persatuan tujuan.
“Menjadi Indonesia, adalah bersatu untuk mencapai satu tujuan yang sama, yakni kemerdekaan hakiki, yang tidak lain adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Anies saat acara Ijtima Ulama bertemakan “Optimalisasi Fatwa untuk Kemaslahatan Bangsa” di pembukaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-VII 2021 di Jakarta, Selasa (9/11).
Ia mengatakan, ketika memutuskan bersatu, tidak mempersatukan asal-usul, tapi mempersatukan tujuan. Kita tidak bersatu asal-usulnya, tapi bersatu untuk tujuan yang sama.
“Menjadi Indonesia adalah bersatu untuk mendapatkan kemerdekaan yang hakiki, kemerdekaan yang sesungguhnya dan kemerdekaan yang ingin diraih adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Anies.
Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru
Anies menganalogikan Indonesia sebagai persenyawaan dan bukan percampuran. Dikatakan persenyawaan karena di dalam Indonesia bergabung berbagai unsur yang berbeda untuk membentuk unsur yang baru, yang berbeda dari unsur pembentuknya. Unsur baru ini yang kemudian disebut Indonesia.
Anies membandingkan dengan hidrogen bertemu dengan oksigen membentuk air. Air bukan oksigen, air bukan hidrogen tapi di dalam air ada hidrogen dan ada oksigen. Menjadi Indonesia adalah persenyawaan antara semua unsur, karena itu jangan sesudah menjadi air kita pecah-pecah lagi unsur-unsurnya karena sudah menjadi entitas yang berbeda.
“Seorang laki-laki dan seorang perempuan membentuk keluarga, dia adalah keluarga, keluarga itu ada laki-lakinya ada perempuannya, tapi keluarga bukan laki-laki dan keluarga bukan perempuan,” terang Anies.
“Bersatu dalam tujuan itulah Indonesia. Seringkali ketika kita melihat Indonesia kita lebih menekankan unsur unsurnya bukan entitas barunya,” kata Anies menambahkan.
Baca Juga: Media Ibrani: Empat Roket Diluncurkan dari Gaza
Kemudian Anies berbicara tentang persatuan dan kebhinekaan sebagaimana tertuang dalam kalimat Bhinneka Tungga Ika yang berada di bawah lambang Garuda Pancasila.
Anies mengatakan yang sering digaungkan oleh orang selama ini adalah bhinneka atau keberagaman. Namun, menurut Anies, yang terpenting adalah tunggal atau persatuan.
“Bhinneka itu bukanlah ciptaan manusia, bhinneka adalah ciptaan Allah, itu karunia Allah yang kita semua syukuri sebagai karunia, tapi tunggal, bersatu adalah ikhtiar manusia. Menjadi satu adalah ikhtiar manusia,” kata Anies.
Dengan pemahaman seperti ini, lanjut Anies, persatuan tersebut harus diperjuangkan dan dirawat dengan berbagai ikhtiar dari setiap unsur yang ada di bangsa ini. Merayakan kebhinnekaan, kata Anies, berarti mensyukuri karunia dan nikmat dari Allah. Sementara merayakan persatuan berarti hasil ikhtiar dari semua elemen bangsa.
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
“Kenapa saya perlu sampaikan ini? Karena di Jakarta-lah simbol itu dibuat. di Jakarta-lah tunggal itu terjadi dan kita punya tanggung jawab untuk merawat agar tunggal ini tidak kemudian hilang. justru tunggal ini yang harus kita rawat, karena perbedaan keragaman adalah kodrat dari Allah Subhanallah Wa Ta’ala tetapi bersatu itu adalah tanggung jawab kita, itu pilihan kita,” kata Anies. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan