Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies Baswedan: Ujian Nasional Menjadi Timbangan Kemampuan Siswa

Septia Eka Putri - Rabu, 11 Mei 2016 - 20:39 WIB

Rabu, 11 Mei 2016 - 20:39 WIB

546 Views ㅤ

Anies Baswedan. (MINA)

Jakarta, 3 Sya’ban 1437/ 11 Mei 2016 (MINA) – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyatakan Ujian Nasional (UN) 2016 dirancang bukan untuk mendorong siswa menghafal soal tetapi melatih kemampuan kognitif.

“Jadi jangan membuat siswa hanya belajar dari contoh soal atau belajar hanya untuk UN,” kata Mendikbud Anies baswedan, di Jakrta, Rabu (11/5).

UN 2016 tidak hanya menjadi penilaian angka semata tapi merupakan timbangan pendidikan yang bisa mengukur pemahaman dan kebutuhan siswa terhadap mata pelajaran tertentu dan sebagai peta percapaian kompetensi lulusan untuk meningkatkan mutu dan pembinaan. Perbedaan dalam UN 2016 terlihat dari kisi-kisi yang diberikan kepada siswa.

Kisi-kisi itu melatih kemampuan kognitif siswa untuk mengetahui suatu informasi, aplikasi, dan menalar. Berbeda dengan kisi-kisi UN 2015, tidak ada indikator soal yang spesifik. Hal ini akan mendorong siswa ke level penguasaan materi bukan hanya hafalan, dan membuat UN bisa menjadi timbangan pendidikan siswa karena menunjukkan penguasaan dan pemahaman kemudian memprosesnya menjadi sebuah informasi baru.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Soal UN tidak lagi bersifat pertanyaan hafalan, tapi juga penerapan dan penalaran.

Materi juga berasal dari irisan Kurikulum 2016 dan Kurikulum 2013. “Jadi secara cangkupan materi sebenarnya lebih sediki karena merupakan irisan keduanya,” kata Anies.

Mendikbud menghimbau kepada para siswa untuk tidak berlatih menjawab soal tetapi belajar untuk memahami. Begitu pula proses penyusunan dan pembuatan soal UN. “Pembuat soal adalah guru dan kami memastikan soal yang keluar adalah yang diajarkan oleh guru.”

“Soal tersebut kemudian divalidasi oleh tim guru, dosen, dan Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud. Dengan pola seperti ini, diharapkan siswa tidak hanya bisa menjawab soal tapi dapat mengolah informasi yang ia pelajari menjadi pengetahuan yang baru,” ujarnya. (L/P007/M09/R01)

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Palestina
Palestina