Jakarta, MINA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan memperpanjang masa PSBB transisi hingga 14 hari atau dua pekan ke depan.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, keputusan yang diambil Pemprov DKI Jakarta tersebut berdasarkan pada berbagai masukan, data, dan analisis lintas sektor.
Pertama Anies menyampaikan, Jakarta memiliki data yang akurat karena jumlah tes yang dilakukan Pemprov DKI terus meningkat.
WHO merekomendasikan dilakukan tes kepada 10.000 orang pada setiap 1 juta orang, per pekan. Dalam sepekan terakhir, di Jakarta telah dilakukan tes sebesar 3,6 kali lipat dari rekomendasi WHO.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Berturut-turut dari 6 minggu lalu, jumlah tes kita per minggu adalah 1.991 orang per sejuta penduduk, 2.554 orang per sejuta, 2.806 orang per sejuta, 2.920 orang per sejuta, 3.194 orang per sejuta, dan seminggu terakhir adalah 3.610 per sejuta,” ucap Gubernur Anies dalam keterangan pers daring, Kamis (16/7).
Sementara hasil tes PCR yang dilakukan pada 5 pekan terakhir, Jakarta sempat menunjukkan positivity rate di bawah 5 persen dan termasuk kategori ideal menurut WHO yaitu di bawah 5 persen.
Namun pada pekan ke-6 atau sepekan terakhir, positivity rate di Jakarta meningkat 5,9 persen. Kondisi ini menurut Gubernur Anies harus diwaspadai, meski angka 5,9 persen masih di bawah rata-rata tren nasional.
“Selama 5 minggu awal masa PSBB Transisi positivity rate mingguan di Jakarta berturut-turut adalah: 4,4 persen, 3,1 persen, 3,7 persen, 3,9 persen dan 4,8 persen. Selalu di bawah 5 persen. Namun di minggu terakhir ini positivity rate kita 5,9 persen. Sesudah lama kita di bawah 5 persen, seminggu terakhir ini kita naik sedikit di atas 5 persen. Masih di bawah rata2 nasional sekitar 12 persen, namun trennya naik dan sudah melewati rekomendasi WHO,” paparnya.
Anies juga memaparkan data jumlah fasilitas kesehatan yang merupakan pertahanan terakhir dalam menghadapi virus COVID-19. Disampaikan bahwa saat ini Jakarta memiliki 4.556 tempat tidur isolasi COVID dan 659 ICU khusus COVID yang masih mencukupi untuk menangani kasus di Jakarta.
Namun demikian, dalam sepekan terakhir terjadi kenaikan Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Rujukan COVID di Jakarta, dari 34 persen menjadi 45 persen.
Angka ini masih di bawah setengah kapasitas yang terisi, namun naik 11 persen dalam seminggu terakhir. Sedangkan Bed Occupancy Rate utk ICU mengalami penurunan dari 31 persen menjadi 25 persen terisi dalam seminggu terakhir.
“Artinya, walau jumlah pasien dengan gejala berat alhamdulillah menurun, namun terjadi peningkatan jumlah pasien dengan gejala ringan dan sedang, dikarenakan agresifitas Dinas Kesehatan dalam melakukan active case finding ke masyarakat untuk kemudian dilakukan isolasi dan perawatan,” ujarnya.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Data selanjutnya adalah nilai Reproduction Number Time (Rt) di Jakarta yang juga mengalami peningkatan dari sebelumnya di bawah 1, kini naik menjadi 1,15 per tanggal 12 Juli. Rt 1 artinya 1 orang positif menularkan ke 1 orang lain. Rt 1 bermakna jumlah wabah berkisar tetap, tidak dalam tren menaik maupun turun.
Semakin Rt di bawah 1, maka semakin cepat wabah menurun, semakin tinggi Rt di atas 1, maka semakin cepat wabah menyebar.
“Berdasarkan data-data ini maka tampak bahwa masih terlalu berisiko bila kita melonggarkan Fase 1 PSBB Transisi dan berpindah ke Fase 2. Untuk itu Gugus Tugas DKI Jakarta memutuskan untuk kembali memperpanjang Fase 1 PSBB Transisi ini selama dua minggu ke depan. Kita belum bisa beralih ke Fase 2,” katanya.
Guna terus menekan berbagai indikator epidemilogi penyebaran COVID-19, Gubernur Anies mengingatkan kembali kepada warga Jakarta untuk serius memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan ketat.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Terlebih 66 persen kasus positif merupakan kasus orang tanpa gejala sehingga prinsip-prinsip tidak keluar rumah bila tidak perlu, seluruh tempat beroperasi dalam setengah kapasitas, selalu memakai masker bila terpaksa berkegiatan di luar, rajin cuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak 1-2 meter, harus terus diingat dan ditetapkan oleh seluruh warga.
“Kepada seluruh warga saya ingatkan, terus disiplin menerapkan protokol kesehatan di manapun kita berada. Terus saling mengingatkan bila ada orang di sekitar kita yg tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik,” katanya. (L/R2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)