Yerusalem, MINA – Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett pada Senin (16/3) malam mengeluarkan keputusan mengurangi jumlah pekerja Palestina yang diizinkan bekerja di Israel, sebagai bagian dari serangkaian langkah untuk mengurangi kemungkinan penyebaran virus corona.
Surat kabar Ibrani Yediot Aharonot seperti dikutip Safa menyatakan, masuknya pekerja Palestina hanya diizinkan bekerja di sektor-sektor mendesak seperti konstruksi, kesehatan dan pertanian.
Sementara karena pekerjaan mereka akan menetapkan komitmen majikan mereka untuk tinggal di Israel selama periode satu hingga dua bulan secara terus-menerus, dan implementasi dari langkah-langkah ini akan menjadi tanggung jawab operator.
Juga diputuskan untuk terus membuka penyeberangan antara Tepi Barat dan Israel, serta terus menutup penyeberangan Erez dan terus memasukkan barang melalui Karm Abu Salem melintasi persimpangan selatan Jalur Gaza.
Baca Juga: Lebih dari 1.200 Pemukim Ilegal Israel Serbu Masjid Al-Aqsa pada Hari ke-4 Paskah
Mengenai barisan keamanan yang ditempatkan di kota Betlehem, itu akan berlanjut sampai pemberitahuan lebih lanjut. Masuknya orang Israel ke wilayah A + B di Tepi Barat akan berlanjut, kecuali dalam kasus-kasus khusus.
Adapun penyelesaian di Tepi Barat, keputusan yang diambil oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menonaktifkan pekerjaan publik, kecuali yang mendesak akan berlaku bagi mereka, sementara langkah-langkah ini akan mulai berlaku mulai Rabu (18/3). (T/B04/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Takkan Ada Bantuan Kemanusiaan ke Gaza