Anwar Ibrahim: Pemimpin Harus Perhatikan Dimensi Etika dan Budaya

Jakarta, MINA – Politikus dan pejuang reformasi Malaysia Datuk Seri mengatakan, seorang pemimpin yang tentu memiliki kekuasaan dalam sebuah negara harus memperhatikan dimensi etika dan budaya dalam menjalankan pemerintahannya.

Hal tersebut disampaikan Anwar saat memberikan pidato tentang Kepemimpinan Politik pada acara the Leadership Forum yang diselenggarakan oleh Executive Center for Global Leadership (ECGL) di Jakarta, Rabu (4/7).

Menurutnya, seorang pemimpin tidak dapat melakukan pengembangan kapasitas negaranya tanpa memperhatikan etika dan budaya. Keduanya tidak bisa dipisahkan.

“Kekuasaan yang yang diemban oleh seorang pemimpin merupakan sebuah amanah. Kekuasaan tidak boleh di salah gunakan,” tegas Anwar.

Ia menambahkan, saat ini banyak pemimpin yang melakukan korupsi. Mereka telah merampok harta rakyat dan mendzalimi rakyat.

“Maka dari itu, setiap pemimpin harus menerapkan sistem keadilan bagi rakyatnya. Saat ini masih sedikit pemimpin yang benar-benar menerapkan nilai dari keadilan itu sendiri,” ujarnya.

EGCL merupakan pusat pembelajaran kelas dunia bagi para eksekutif yang ingin mendapatkan perspektif baru dalam strategi manajemen dan kepemimpinan.

Memperingati pencapaian yang ke-16 tahun, ECGL menyelenggarakan The ECGL Leadership Forum yang dihadiri oleh jajaran dari perusahaan-perusahaan BUMN dan swasta, duta besar negara-negara sahabat dan ketua lembaga-lembaga tinggi negara.(L/R04/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Nidiya Fitriyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.