Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang Harus Diketahui tentang Masjid Al-Aqsa dan Konflik Palestina

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 14 detik yang lalu

14 detik yang lalu

0 Views

Bela Palestina adalah wujud kepedulian atas tragedi kemanusiaan (foto: ig)

Masjid Al-Aqsa adalah salah satu situs suci yang paling signifikan dalam Islam. Terletak di Yerusalem, tempat ini tidak hanya memiliki nilai religius, tetapi juga menjadi pusat konflik geopolitik yang melibatkan Palestina dan Israel. Untuk memahami kompleksitas ini, penting untuk mengupas aspek-aspek sejarah, religi, politik, dan sosial terkait Masjid Al-Aqsa serta konflik yang melingkupinya.

Masjid Al-Aqsa disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits sebagai tempat suci. Dalam Surah Al-Isra’ (17:1), Allah berfirman, “Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Ayat ini menegaskan kedudukan Al-Aqsa sebagai bagian dari perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kalian melakukan perjalanan (jauh) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjid Al-Aqsa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Masjid Al-Aqsa juga menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka’bah di Makkah. Hal ini menunjukkan hubungan spiritual yang mendalam antara umat Islam dan tempat ini.

Baca Juga: Relevansi Masjid Al-Aqsa dalam Gerakan Islam Kontemporer

Sejarah Singkat Masjid Al-Aqsa

Masjid Al-Aqsa merupakan bagian dari kompleks Al-Haram Al-Sharif (Tempat Suci yang Mulia), yang juga mencakup Kubah Batu (Dome of the Rock). Dibangun pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan, kompleks ini berdiri di atas lahan yang dikenal dalam tradisi Yahudi sebagai Temple Mount. Sejarah mencatat bahwa tempat ini telah menjadi pusat peribadatan sejak zaman kuno, baik bagi umat Islam, Yahudi, maupun Kristen.

Pada abad ke-7 M, setelah wilayah ini ditaklukkan oleh pasukan Muslim, Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan pembangunan masjid sederhana di lokasi tersebut. Masjid ini kemudian diperluas dan direnovasi pada masa Dinasti Umayyah.

Konflik Palestina-Israel adalah salah satu konflik terpanjang dan paling kompleks di dunia. Akar permasalahannya terletak pada klaim atas tanah Palestina, khususnya Yerusalem, yang dianggap suci oleh tiga agama besar: Islam, Kristen, dan Yahudi. Masjid Al-Aqsa sering menjadi titik fokus dalam konflik ini.

Baca Juga: First Aider dalam Pandangan Islam

Akar Sejarah Konflik

Pertama, Deklarasi Balfour (1917): Pemerintah Inggris mendukung pendirian “tanah air” bagi bangsa Yahudi di Palestina, yang pada saat itu berada di bawah Kekaisaran Ottoman.

Kedua, Mandat Inggris (1920-1948): Selama periode ini, migrasi Yahudi ke Palestina meningkat, memicu ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab.

Ketiga, Pendirian Negara Israel (1948): Deklarasi kemerdekaan Israel menyebabkan perang Arab-Israel pertama, yang mengakibatkan pengungsian besar-besaran rakyat Palestina.

Baca Juga: Keutamaan Bulan Rajab

Keempat, Perang Enam Hari (1967): Israel merebut Yerusalem Timur, termasuk Masjid Al-Aqsa, dan wilayah ini tetap menjadi bagian dari konflik yang berkelanjutan.

Situasi hari ini, Yerusalem Timur, termasuk kompleks Al-Haram Al-Sharif, secara resmi dianggap sebagai wilayah Palestina oleh masyarakat internasional. Namun, Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibu kotanya. Ketegangan sering terjadi akibat upaya Israel untuk mengubah status quo di kompleks Al-Aqsa, termasuk pembatasan akses bagi umat Muslim dan penggalian arkeologi yang kontroversial.

Dalil Ilmiah dan Syari’ tentang Pentingnya Membela Al-Aqsa

Membela Palestina adalah kewajiban setiap umat Islam, dimana dan kapanpun mereka berada. Berikut ini setidaknya dari dua dalil syari’ saja seorang muslim harus menyadari bahwa ia punya tanggung jawab besar membela Palestina.

Baca Juga: Perjuangan Heroik Dr. Hussam Abu Safiya di Rumah Sakit Terakhir yang Masih Beroperasi di Gaza

Pertama, kewajiban membela tanah suci. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan umat Islam untuk menjaga tempat-tempat ibadah. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti telah dirobohkan biara-biara, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah, dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah.” (QS. Al-Hajj: 40)

Kedua, jihad untuk membela Masjid Al-Aqsa. Membela tanah suci seperti Al-Aqsa dianggap sebagai bagian dari jihad fi sabilillah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang meninggal dunia tanpa pernah berjihad atau berniat untuk berjihad, maka ia mati dalam salah satu cabang kemunafikan.” (HR. Muslim)

Sementara itu secara ilmiah, ada juga beberapa alasan mengapa umat Islam harus membela Palestina dan Masjid Al-Aqsa, antara lain sebagai berikut.

Pertama, signifikansi arkeologi dan sejarah: Kompleks Al-Haram Al-Sharif merupakan salah satu situs arkeologi paling penting di dunia, mencerminkan sejarah panjang peradaban manusia.

Baca Juga: Pengungsi Gaza Sambut Tahun Baru 2025 di Tengah Tenda yang Banjir

Kedua, hak asasi manusia. Pelanggaran terhadap akses beribadah di Masjid Al-Aqsa melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia yang diakui secara internasional.

Peran Umat Islam dalam Membela Al-Aqsa

Itulah mengapa umat Islam mempunyai peran yang sangat besar dalam membela Palestina dan Masjid Al-Aqsa yang ada di dalamnya. Berikut ini setidaknya ada beberapa peran yang harus dilakukan oleh umat Islam untuk membela Paletina dan membebaskan Masjid Al-Aqsa, antara lain sebagai berikut.

Pertama, Kesadaran dan Edukasi. Umat Islam harus memahami sejarah dan pentingnya Masjid Al-Aqsa, serta menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat luas.

Baca Juga: Tragedi Kematian Bayi-Bayi di Gaza akibat Kedinginan, Potret Krisis Kemanusiaan yang Mendalam

Kedua, Dukungan Politik dan Diplomasi. Negara-negara mayoritas Muslim dapat menggunakan pengaruh diplomatik untuk mendukung Palestina dan mempertahankan status quo di Masjid Al-Aqsa.

Ketiga, Donasi dan Bantuan Kemanusiaan. Bantuan finansial dan kemanusiaan kepada rakyat Palestina dapat membantu mereka bertahan dalam kondisi sulit.

Keempat, Doa dan Solidaritas. Doa merupakan senjata spiritual yang kuat. Umat Islam di seluruh dunia disarankan untuk mendoakan keselamatan dan kebebasan Al-Aqsa.

Masjid Al-Aqsa adalah simbol keimanan, sejarah, dan perjuangan umat Islam. Mempertahankan dan melindungi tempat suci ini bukan hanya kewajiban religius, tetapi juga tanggung jawab moral dan sosial. Konflik Palestina-Israel, meskipun kompleks, menuntut perhatian dunia untuk mencari solusi yang adil dan damai. Dengan memahami sejarah, dalil syari, dan konteks konflik, umat Islam dapat mengambil peran aktif dalam membela dan melestarikan Masjid Al-Aqsa.

Baca Juga: Puasa Rajab, Dalil dan Pendapat para Ulama

Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan dan petunjuk kepada kita semua dalam menjalankan amanah ini.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jelang Tahun Baru 2025, Jumlah Pemain Game Judi Online Indonesia Tembus 100 Juta

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Kolom
Palestina
Palestina
Kolom