Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apindo: Indonesia Bisa Jadi Lokomotif Dedolarisasi di ASEAN

sajadi - Kamis, 27 April 2023 - 12:06 WIB

Kamis, 27 April 2023 - 12:06 WIB

3 Views

Jakarta, MINA –  Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, Indonesia bisa menjadi lokomotif gerakan dedolarisasi melalui Keketuaan ASEAN 2023 dalam konteks regional.

“Posisi strategis yang diemban oleh Indonesia menjadi kesempatan untuk membuat kesepakatan regional yang bisa memberikan keuntungan ekonomi untuk seluruh negara anggota ASEAN,” ujar Hamdani seperti dikutip dari Tantrum.Suara.com, Kamis (27/4).

Berbagai kebijakan strategis tentang dedolarisasi perlu dibahas secara terstruktur dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 9-11 Mei 2023 di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Ajib, berbagai kebijakan dedolarisasi yang bisa dibangun dengan negara-negara hubungan dagang, paling tidak akan memberikan tiga dampak positif terhadap ekonomi Indonesia. Pertama, efisiensi lantaran ketika terjadi transaksi dagang antar dua negara, maka transaksi bisa langsung menggunakan mata uang bersangkutan.

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

Dampak kedua yakni Indonesia relatif terhindar dari ancaman krisis finansial global karena banyaknya diversifikasi mata uang yang dilakukan dalam transaksi internasional. Ketiga, keuntungan dalam neraca pembayaran dan kesehatan fiskal Indonesia, terutama ketika dolar Amerika Serikat (AS) lebih terdepresiasi dan stabil.

Dedolarisasi adalah proses penggantian dolar AS sebagai mata uang yang digunakan untuk perdagangan dan/atau komoditas lainnya. Hal ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah yang akan mendongkrak nilai tukar mata uang lokal terhadap dolar AS.

Ia menuturkan gerakan dan kebijakan dedolarisasi juga menjadi fenomena global yang diambil oleh negara-negara maju dengan orientasi ekonomi yang sama, misalnya kelompok negara BRICS yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, yang berupaya mengurangi penggunaan dolar AS dalam bertransaksi antar negara.

“China dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 17,5 miliar dolar AS bisa menjadi motor lokomotif ekonomi dunia. Ditambah dengan Rusia yang bisa membuat kontraksi ekonomi global, tentunya akan memberikan dampak yang signifikan dalam konteks politik dan ekonomi,” jelasnya.

Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar

Selain itu, kata dia, India juga mempunyai potensi ekonomi yang luar biasa karena memiliki permintaan dalam jumlah penduduk terbesar kedua di dunia, dengan lebih dari 1,4 miliar populasi. (T/RE1/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah

Rekomendasi untuk Anda

MINA Sport
Internasional
Dunia Islam
Dunia Islam