Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

APKASI: Mayoritas Anak SD di Indonesia Sudah Melihat Pornografi

Rana Setiawan - Rabu, 21 Maret 2018 - 00:51 WIB

Rabu, 21 Maret 2018 - 00:51 WIB

92 Views

(Foto: InfoPublik)

(Foto: InfoPublik)

Bonebol, MINA – Staf Ahli Bidang Pendidikan, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Himmatul Hasanah menegaskan, saat ini bangsa Indonesia dalam kondisi yang sangat gawat. Tidak hanya kekurangan guru, tapi juga karena persoalan karakter bangsa.

“Kita bangsa Indonesia menghadapi persoalan yang sangat serius, baik itu soal karakter bangsa, soal akhlak, dan soal moral,” katanya, saat memberikan sambutan pada kegiatan workshop peningkatan mutu pendidikan daerah, di The Auditorium Cemerlang Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Selasa (20/3).

Himmatul Hasanah mengatakan, terkait persoalan karakter, akhlak, dan juga moralitas yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, itu sangat memprihatinkan, demikian laporan InfoPublik.

Menurutnya, sesuai data dan informasi terakhir, sudah 80% anak-anak kita, khususnya anak SD, sudah melihat pornografi. Bahkan konten pornografi tersebut mereka dapatkan dengan mudah, yakni melalui handphone, smartphone atau gawai (gadget).

Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris

“Tentu ini menjadi tugas berat dari para guru. Sebab, perubahan yang paling mendasar dan menentukan peradaban manusia, itu sesungguhnya ada di tangan para pendidik, di tangan para guru,” ujar Himmatul.

Menurutnya, pornografi itu merusaknya lebih hebat daripada narkoba. Olehnya, ini harus menjadi keprihatinan untuk bagaimana para guru memikirkan dan menghadapi hal ini.

Pornografi, ini virus yang luar biasa lewat handphone maupun gadget. Kita tidak bisa menahannya. Ini yang terjadi, persoalan ini sudah persoalan gawat,” imbuhnya.

Untuk itu, lanjut Himmatul Khasanah, pelaksanaan workshop pendidikan itu menjadi salah satu perhatian APKASI. APKASI melihat tenaga pengajar harus mendapatkan perhatian dan bimbingan intensif, sehingga proses transfer ilmu di sekolah berlangsung dengan baik.

Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina

Selain itu, proses belajar harus menyenangkan, ada interaksi aktif antara pendidik dan anak didik serta bagaimana menciptakan orientasi pada hasil.

Peran guru sangat penting dalam pendidikan, karena harus menjadi sosok yang mencerahkan, yang membuka alam dan pikiran serta jiwa, memupuk nilai-nilai kasih sayang, nilai-nilai keteladanan, nilai-nilai perilaku, nilai-nilai moralitas, dan nilai-nilai kebhinekaan.

”Inilah sejatinya pendidikan karakter yang menjadi inti dari pendidikan yang sesungguhnya,” katanya.

Ia menjelaskan, APKASI sebagai mitra pemerintah kabupaten, tentu perlu memberikan masukan dan alternatif dalam membangun dunia pendidikan di daerah.

Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga

APKASI dengan segala keterbatasannya, tentu akan terus membantu pemerintah dalam membangun pendidikan di daerah, termasuk mengenalkan metode-metode pendidikan yang lebih mujarab bagi dunia pendidikan.

“Semoga dengan adanya workshop pendidikan yang digagas APKASI dengan YPAN ini, dunia pendidikan di daerah semakin berdaya saing. Kami berharap, para pemangku kepentingan dunia pendidikan di daerah bisa memanfaatkan potensi yang dimiliki,” tambahnya. (R/R01/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Indonesia