Jeddah, 10 Syawwal 1435/6 Agustus 2014 (MINA) – Arab Saudi telah memberikan bantuan militer kepada Libanon sebanyak $ 1 milyar untuk membantu memerangi kelompok yang menyatakan dirinya “pejuang jihad” di perbatasan Suriah.
Hadiah Saudi datang di saat Kepala Tentara Libanon mendesak Perancis untuk mempercepat pasokan senjata yang dijanjikan dan di tengah laporan bahwa sekelompok pemimpin Muslim mencoba untuk menengahi diakhirinya pertempuran, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan Rabu.
“Raja Saudi Abdullah telah memberitahu saya keputusan dermawannya menyediakan bantuan $ 1 milyar untuk Tentara Libanon guna memperkuat kemampuan menjaga keamanan Libanon,” kata Saad Hariri, mantan Perdana Menteri Libanon saat mengumumkan di Jeddah, Rabu pagi (6/8).
Berbicara dari istana Raja Abdullah di kota Laut Merah, Hariri – tokoh masyarakat Sunni Libanon paling menonjol di perpolitikan Libanon -, menambahkan bahwa mereka telah menerima bantuan itu.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
“Bantuan itu sangat penting, terutama pada saat ini ketika Libanon memerangi terorisme,” katanya.
Arab Saudi sudah membiayai $ 3 milyar untuk paket peralatan militer dan senjata dari Perancis untuk tentara Libanon.
Pengumuman bantuan muncul setelah pertempuran di wilayah timur, Selasa, di mana tentara telah bentrok dengan para pejuang sejak Sabtu, dan ambulans memasuki kota Arsal di tengah laporan gencatan senjata.
Sebelumnya, tiga dari 20 polisi yang ditahan oleh para pejuang, dibebaskan sebagai bagian dari negosiasi gencatan senjata.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Koresponden AFP melaporkan, ada jeda singkat dalam pertempuran, tapi penembakan dan tembakan artileri kembali terjadi Selasa malam.
Kekerasan di kota Arsal menewaskan 16 tentara dan 85 terluka, sementara puluhan pejuang dilaporkan tewas, bersama dengan tiga warga sipil.
Sementara 22 tentara yang hilang diyakini dijadikan sandera.
Pertempuran di Arsal dimulai Sabtu setelah penangkapan seorang pria Suriah yang oleh militer dikatakan telah mengaku sebagai anggota Front Jubhah Al-Nusra, afiliasi Al-Qaeda yang memerangi pasukan rezim Assad Suriah.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Ketegangan juga meningkat di Libanon Utara. Bentrokan membunuh seorang anak dan melukai 11 orang lainnya, termasuk tujuh tentara.
Bentrokan meletus di kota pelabuhan utara Tripoli pada Senin malam dan berlanjut sampai Selasa.
Pada bulan Desember, Arab Saudi setuju untuk membiayai $ 3 milyar paket peralatan militer dan senjata Perancis untuk tentara Libanon.
Dan pada pertengahan Juni, pada konferensi di Roma, masyarakat internasional mendukung militer Libanon.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Selasa, Pemerintah Perancis bersikeras menyatakan berdiri di belakang tentara Libanon.
“Perancis berkomitmen penuh mendukung tentara Libanon, menjadi pilar stabilitas dan persatuan di Libanon,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Perancis Vincent Floreani. (T/P09/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza