Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab Saudi Beralih ke Kalender Masehi, Menag Berharap Tak Ada Dampak Negatif

habibi - Rabu, 5 Oktober 2016 - 16:04 WIB

Rabu, 5 Oktober 2016 - 16:04 WIB

431 Views ㅤ

Jakarta, 4 Muharram 1438/5 Oktober 2016 (MINA) – Sejak Sabtu (1/10/2016), Kerajaan Arab Saudi menyatakan beralih ke sistem kalender Gregoria (Masehi), sebelumnya sejak kerajaan itu berdiri tahun 1932 menggunakan sistem tanggalan kalender Islam (Hijriyah).

Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin angkat bicara terkait keputusan kerajaan tersebut, menurutnya hal itu merupakan kebijakan dan wewenang pemerintah Arab Saudi dan bukan ranah dari pemerintah Indonesia.

“Ini menjadi kewenangan Arab Saudi untuk menempuh kebijakan seperti itu, ya tentu kita berharap perubahan ini lalu tidak berdampak menjadi negatif,” ujar Menag Lukman kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/10).

Berdampak negatif maksud Lukman adalah saat ini dunia tengah bersemangat dalam upaya menyatukan sebuah kalender Islam global, dengan beralihnya sistem kalender Arab Saudi tersebut diharapkan agar masyarakat dunia dalam upaya penyatuan kalender tersebut tidaklah berkurang.

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

“Kita berharap ini tidak jadi negatif dalam semangat kita untuk membuat, penyatuan kalender hijriyah global khususnya dalam bulan-bulan tertentu, seperti prasarat dalam melakukan ibadah di bulan Syawal, Ramadhan, dan Dzhulhijjah,” ujarnya.

Menurut Lukman, perubahan kalender yang dilakukan oleh Kerajaan Arab saudi merupakan kebijakan untuk membantu penghematan gaji dan bonus tahunan para pegawai negeri sipil dalam menggaji para pegawai negerinya, karena hari di kalender Hijriyah lebih sedikit daripada di kalender Masehi.

Ia juga mengatakan bahwa kebijakan tersebut sama sekali tidak berpengaruh dalam usaha berbagai negara dalam penyatuan kalender global karena berada di konteks yang berbeda. “Saya pikir itu berbeda yang saya tahu perubahan ini dalam mewujudkan efisensi tata kelola di Arab Saudi sendiri sedangkan kalender global adalah hal lain yang menjadi keinginan cukup tinggi (dari setiap negara Islam),” tutupnya. (L/M09/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Internasional
Indonesia
MINA Health