Riyadh, MINA – Arab Saudi dan China sepakat untuk memperluas kerja sama mereka di bidang pertahanan dan hubungan militer bilateral, semakin memperkuat hubungan antara kedua negara.
Dalam pertemuan daringa pada Rabu (26/1), Menteri Pertahanan Nasional China, Wei Fenghe, dan Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi, Khalid bin Salman, menyepakati koordinasi dan kerja sama yang lebih besar dalam menentang taktik hegemonik dan intimidasi di kawasan itu, sambil mengadvokasi untuk melindungi kepentingan negara-negara berkembang, MEMO melaporkan.
Wei menyatakan militer China bersedia menjaga komunikasi strategis dengan angkatan bersenjata Saudi sejalan dengan mekanisme kerja sama yang direncanakan di antara mereka. Ia juga menyampaikan tujuan untuk meningkatkan solidaritas dalam membendung pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.
Khalid bin Salman memuji kemitraan strategis dan kemajuan dalam hubungan militer antara Riyadh dan Beijing, dengan mengatakan hal itu terus berkembang dan menegaskan kembali perlunya lebih banyak kerja sama militer.
Baca Juga: Euro-Med Desak Penutupan Yayasan Kemanusiaan Buatan AS-Israel di Gaza
Menteri China juga berterima kasih kepada bin Salman atas dukungan setia Kerajaan untuk China mengenai isu Muslim Uyghur di provinsi barat laut Xinjiang dan penindasan gerakan demokrasi anti-Beijing di Hong Kong.
Arab Saudi adalah salah satu dari daftar negara-negara mayoritas Muslim yang menolak untuk mengutuk atau menyelidiki penganiayaan terhadap Uyghur, dan yang telah setuju untuk bekerja sama dengan Beijing dalam mendeportasi Uyghur di luar negeri kembali ke China. Lainnya termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Pakistan dan Maroko.
Sejumlah orang Uyghur juga mendekam dalam tahanan di bawah otoritas Saudi dan berisiko dideportasi kembali ke China, termasuk seorang cendekiawan Islam yang dilaporkan awal bulan ini berada di ambang deportasi. (T/R7/P2)
Baca Juga: Netizen Anggap Film Superman Sebagai Kritik terhadap Genosida Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)