Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab Saudi dan Iran Adakan Pembicaraan setelah Teheran Isyaratkan Senjata Nuklir

Rudi Hendrik Editor : Bahron Ans. - 33 detik yang lalu

33 detik yang lalu

0 Views

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di Riyadh. (SPA)

Teheran, MINA – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengadakan pembicaraan telepon mengenai perkembangan terkini di Timur Tengah, di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS atas program nuklir Teheran.

Presiden Donald Trump pada Kamis (3/4) mengatakan bahwa ia menginginkan pembicaraan langsung dengan Iran mengenai kesepakatan nuklir baru. Itu beberapa hari setelah Ali Larijani, penasihat senior pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei dan mantan negosiator nuklir, mengatakan bahwa negaranya akan membuat senjata nuklir jika diserang.

Selama panggilan telepon pada Jumat (4/4) tersebut, Putra Mahkota dan Pezeshkian “membahas perkembangan terkini di kawasan tersebut dan meninjau beberapa masalah yang menjadi perhatian bersama,” menurut Saudi Press Agency (SPA).

Media pemerintah Iran mengutip pernyataan Pezeshkian bahwa “penggunaan energi nuklir yang tidak damai sama sekali tidak memiliki tempat dalam doktrin keamanan dan pertahanan kita.”

Baca Juga: Persatuan Ulama Muslim Internasional Serukan Tindakan Mendesak Dukung Gaza

Namun, ia menambahkan bahwa “kegiatan nuklir Republik Islam Iran, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, mungkin sepenuhnya tunduk pada verifikasi.”

“Republik Islam Iran siap untuk terlibat dan mengadakan dialog untuk mengurangi ketegangan tertentu, berdasarkan kepentingan bersama dan rasa hormat. Kami tidak berselisih dengan negara mana pun, tetapi kami tidak ragu untuk membela diri,” tegasnya.

Pertukaran pendapat antara AS dan Iran telah meningkatkan ketegangan di wilayah yang sudah tidak stabil itu, yang hancur akibat perang Gaza. Namun, meskipun perselisihan semakin memanas, para analis yakin pembicaraan tidak langsung antara Washington dan Teheran akan terus berlanjut, dengan kedua belah pihak bermanuver untuk memperkuat posisi negosiasi mereka, meskipun ada risiko salah perhitungan yang dapat menyebabkan perang. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Masjid di London Sebarkan Kebaikan di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri

Rekomendasi untuk Anda