Beijing, MINA – Arab Saudi dan Iran secara resmi memulihkan hubungan diplomatik, dengan menyetujui penerbangan dan visa perjalanan warga negara kedua negara.
Pernyataan bersama yang dirilis pada Kamis (6/4/2023), termasuk pemberian visa umrah, diumumkan setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan timpalannya dari Iran Hossein Amirabdollahian, disaksikan Menlu China Qin Gang, dalam kunjungan resmi mereka ke Beijing. Arab News melaporkan.
Pembicaraan kedua pejabat tinggi itu juga menyebutkan dimulainya pengaturan untuk membuka kembali kedutaan besar kedua negara di Riyadh dan Teheran serta konsulat di Jeddah dan Mashhad.
Mereka juga sepakat untuk mengimplementasikan kesepakatan kerja sama keamanan dan ekonomi yang ditandatangani lebih dari 20 tahun lalu.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kedua negara juga sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik melalui kunjungan pejabat dan delegasi sektor swasta.
Pernyataan tersebut menekankan pentingnya mengaktifkan Perjanjian Beijing untuk meningkatkan rasa saling percaya dan memperluas cakupan kerja sama guna mencapai keamanan dan stabilitas di kawasan.
Perjanjian untuk memperbarui hubungan ditandatangani oleh Penasihat Keamanan Nasional Saudi Musaed bin Mohammed Al-Aiban dan pejabat tinggi keamanan Iran Ali Shamkhani.
Pangeran Faisal menyampaikan apresiasinya atas upaya China untuk mengembangkan hubungan antara Arab Saudi dan Iran.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Menlu Saudi dan mitranya dari Iran juga membahas cara untuk mencapai kepentingan bersama dan meningkatkan upaya untuk mencapai perdamaian di kawasan dan dunia.
Setelah mengakhiri pertemuan di Beijing, Menlu Saudi memperbarui undangannya kepada Amirabdollahian untuk mengunjungi Kerajaan Saudi dan mengadakan pertemuan bilateral di Riyadh.
Iran dan Arab Saudi menghabiskan empat hari dalam pembicaraan antara 6 Maret dan 10 Maret. Dialog tersebut menghasilkan kesepakatan untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dalam waktu dua bulan.
Dalam perjanjian tripartit, Arab Saudi, Iran dan China setuju untuk menghidupkan kembali Perjanjian Kerjasama Keamanan, yang awalnya ditandatangani pada tahun 2001, dan Perjanjian Umum untuk Kerjasama tahun 1998 di bidang-bidang seperti perdagangan, investasi, teknologi, ilmu pengetahuan, budaya dan olahraga. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)