Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab Saudi Desak Politisi Lebanon Rekonsiliasi

Rudi Hendrik - Sabtu, 27 Februari 2016 - 19:13 WIB

Sabtu, 27 Februari 2016 - 19:13 WIB

255 Views

Pemimpin Gerakan Mustaqbal Lebanon, mantan Perdana Menteri Saad Hariri. (Foto: dok. rferl.org)
Pemimpin Gerakan Mustaqbal <a href=

Lebanon, mantan Perdana Menteri Saad Hariri. (Foto: dok. rferl.org)" width="618" height="464" /> Pemimpin Gerakan Mustaqbal Lebanon, mantan Perdana Menteri Saad Hariri. (Foto: dok. rferl.org)

Beirut, 19 Jumadil Awwal 1437/27 Februari 2016 (MINA) – Pemerintah Arab Saudi dilaporkan mendesak mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, untuk mengadakan pembicaraan rekonsiliasi dengan berbagai tokoh politik saingannya.

Harian Lebanon Al-Akhbar memberitakan pada Sabtu (27/2), tekanan itu muncul seiring pertemuan Hariri dengan mantan Menteri Abdul Rahim Mrad, Jumat. Demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Menteri Dalam Negeri Nouhad Al-Mashnouq memainkan peran kunci dalam membawa kedua tokoh itu duduk bersama-sama.

Al-Akhbar mengatakan, Pemerintah Riyadh telah mendesak Gerakan Mustaqbal untuk terbuka dalam pendekatan dengan para pesaingnya, dengan syarat bahwa sikap yang dibuat positif terhadap Arab Saudi.

Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA

Hubungan antara Lebanon dan Arab Saudi mencapai posisi terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya baru-baru ini, setelah Saudi memutuskan menghentikan hibah bantuan militernya kepada Lebanon.

Riyadh menuding Hizbullah yang memiliki pengaruh kuat di pemerintahan bersikap antagonis terhadap Riyadh dan membuat Menteri Luar Negeri Lebanon Jebran Bassil abstain dari suara untuk mendukung resolusi Liga Arab yang mengutuk serangan terhadap Kedutaan Arab Saudi di Teheran.

Arab Saudi juga telah mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon. Kebijakan itu kemudian diikuti oleh Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Qatar.

Pejabat Lebanon memiliki waktu sepekan untuk mengerahkan upaya guna meningkatkan hubungan dengan Pemerintah Riyadh, di tengah laporan bahwa Perdana Menteri Tammam Salam akan segera memulai turnya ke negara-negara Teluk. (T/P001/P2)

Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Rekomendasi untuk Anda