Riyadh, MINA – Arab Saudi mendorong Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya untuk mengurangi produksi minyak dunia melalui kesepakatan bersama setidaknya sampai Juni 2020, agar harga minyak tidak mengalami penurunan.
Ajakan Arab Saudi adalah untuk memberikan sinyal positif ke pasar sebelum negara itu mencatatkan penawaran saham perdana (IPO) perusahaan minyak negara tersebut, Aramco, di bursa efek, ujar dua sumber yang dekat dengan pejabat Saudi. Daily Sabah melaporkan, Senin (2/12).
Kesepakatan yang sedang dibahas oleh OPEC dan produsen lain, yang dikenal sebagai OPEC Plus, akan menambah pemotongan produksi setidaknya 400.000 barel per hari (bpd) dari pemotongan yang ada 1,2 juta barel per hari. Kesepakatan saat ini akan berjalan hingga Maret 2020.
“Saudi ingin mengejutkan pasar,” kata salah satu sumber.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Analisis OPEC terbaru yang disusun Dewan Komisi Ekonomi OPEC (ECB), menemukan bahwa jika pemotongan tambahan tidak dilakukan, kelebihan pasokan yang besar dan penumpukan persediaan akan terlihat pada paruh pertama 2020. Dengan demikian harga minyak akan mengalami penurunan.
Pangeran Saudi Abdulaziz bin Salman ke Wina pekan ini untuk mengikuti pertemuan OPEC pertamanya sejak mengambil alih posisi sebagai Menteri Energi Arab Saudi pada September.
Pejabat minyak veteran, yang dikenal sebagai negosiator yang tangguh, ingin memastikan harga minyak tetap cukup tinggi selama penawaran saham perdana (IPO) Aramco.
IPO akan dihargai pada 5 Desember, hari yang sama OPEC bertemu di Wina. Sementara OPEC Plus akan mengadakan pembicaraan pada 6 Desember. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj News Agency (MINA)