London, 6 Rabi’ul Awwal 1438/6 Desember 2016 (MINA) – Produksi minyak di sebidang ladang yang dikendalikan bersama oleh Arab Saudi dan Kuwait akan dilanjutkan menyusul kesepakatan antisipasi antara kedua negara bulan ini.
Sumber industri mengatakan, ladang minyak di zona netral yang disengketakan dan telah ditutup selama berbulan-bulan itu, adalah satu-satunya ladang minyak yang dikelola oleh kedua negara dan investor asing diperbolehkan memiliki ekuitas.
“Ini akan memakan waktu,” kata seorang sumber lembaga industri yang berbasis di London, demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA, Selasa (6/12).
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
“Saudi memberitahu Kuwait bahwa mereka dapat memulai produksi di zona netral, sehingga berpotensi memproduksi 300.000 barel minyak mentah per hari pada akhir Q1 2017, atau awal Q2 2017. Operasi Gabungan Al-Khafji telah diberitahu untuk mempersiapkan sebuah laporan kesiapan awal,” kata sumber lain.
Khafji adalah salah satu ladang minyak di zona netral yang ditutup sejak bulan Oktober 2014 karena masalah lingkungan, sedangkan ladang minyak Wafta mengalami kesulitan operasi dan ditutup pada Mei 2015.
Sebelum penutupan keduanya, dua ladang minyak itu memproduksi total memproduksi sekitar 500.000 barel per hari.
Pekan lalu, OPEC telah setuju untuk mengurangi produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari mulai tahun depan. Perjanjian itu disepakati di masa yang sensitif bagi pasar minyak yang telah menderita karena kelebihan pasokan.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Menurut sumber, dimulainya kembali produksi minyak di ladang zona netral itu akan dilakukan secara bertahap.
Penutupan ladang minyak di masa sebelumnya telah merugikan Kuwait dibandingkan Arab Saudi yang lebih kaya dan mampu memproduksi minyak empat kali lebih banyak. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)