Riyadh, MINA – Kerajaan Arab Saudi meminta warganya untuk segera meninggalkan Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar Saudi di Lebanon mengatakan terus mengikuti perkembangan kejadian terkini di Lebanon selatan.
“Kami menyerukan kepada seluruh warga negara (Arab Saudi) untuk mematuhi larangan perjalanan dan segera meninggalkan wilayah Lebanon bagi mereka yang saat ini berada di Lebanon,” bunyi pernyataan dari kedutaan, dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (19/10).
Seperti diketahui, ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan kelompok Hizbullah.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Eskalasi terjadi di tengah serangan udara Israel terhadap Jalur Gaza, menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Palestina Hamas ke kota-kota perbatasan Israel.
Setidaknya 3.478 warga Palestina telah tewas dalam serangan balasan Israel, sementara korban tewas di Israel angkanya mencapai lebih dari 1.400 orang.
Pejuang perlawanan Palestina Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober lalu, kelompok Hizbullah Lebanon turut mengambil tindakan serupa. Hizbullah menembakkan roket ke wilayah perbatasan Israel. Serangan itu segera dibalas oleh Tel Aviv.
Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat. Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel