Riyadh, MINA – Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan mengatakan bahwa negara Palestina merdeka adalah prasyarat untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, menurut saluran El-Ihbariyye Arab Saudi.
Dikutip dari Anadolu Agency, Senin, (19/2), Bin Farhan menjelaskan sikap Arab Saudi terhadap situasi di Jalur Gaza dan masalah Palestina dalam sesi Konferensi Keamanan Munich.
Ia mencatat bahwa satu-satunya cara yang aman untuk menyelesaikan masalah di kawasan ini adalah melalui komitmen AS dan pendudukan Israel terhadap solusi dua negara.
“Tindakan Israel di Gaza memancing emosi masyarakat Arab dan Muslim dan akan berdampak pada Israel dalam segala aspek,” katanya.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Bin Farhan juga membahas masalah hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel. “Prioritas kami adalah menyelesaikan situasi kemanusiaan di Gaza. Prioritas kami adalah krisis kemanusiaan di Gaza dan pembentukan negara Palestina merdeka sebelum normalisasi dengan Israel.”
Dia menekankan bahwa normalisasi bergantung pada kepatuhan terhadap Rencana Perdamaian Arab.
Pada tahun 2002, negara-negara anggota Liga Arab menolak normalisasi dengan pendudukan Israel sampai negara tersebut menerima prinsip “tanah untuk perdamaian”, yang berarti mengakui negara Palestina merdeka dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur dalam perbatasan tahun 1967.
Arab Saudi sebelumnya menyatakan bahwa normalisasi dengan pendudukan Israel bergantung pada pembentukan negara Palestina yang merdeka dan pencapaian hak-hak sah rakyat Palestina. (T/B03/P2)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)