Riyadh, MINA – Pemerintah Arab Saudi mengatakan akan kembali memangkas produksi minyak dan ekspor, sebagai bagian dari upaya untuk mendorong harga minyak naik.
Produksi perusahaan minyak Saudi Aramco akan mencapai 100.000 barel per hari di bawah tingkat Februari, menurut Kementerian Energi Arab Saudi.
“Arab Saudi tetap fokus untuk menurunkan persediaan minyak berlebih,” kata seorang juru bicara kementerian, The New Arab melaporkan yang dikutip MINA, Kamis (15/2).
Arab Saudi adalah eksportir minyak utama dunia dan bulan lalu meminta kerja sama lebih lanjut antara produsen OPEC dan non-OPEC, agar berhasil meningkatkan harga.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Harga minyak turun dari level tertinggi US$ 110 per barel pada tahun 2014 menjadi US$ 30 di tahun 2016. Harga minyak telah pulih sedikit dengan harga mendekati US$ 60 per barel.
Pada hari Selasa (13/2), Badan Energi Internasional memperingatkan bahwa produksi minyak bergelombang di Amerika Serikat dapat menghentikan kenaikan harga minyak mentah lebih lanjut.
Menurut Badan Energi Internasional, pada 2018, produksi miyak AS bisa melampaui tingkat produksi Arab Saudi dan Rusia.
Arab Saudi saat ini terlibat dalam berbagai perang di luar negeri, termasuk Yaman, yang memerlukan dana cukup besar dan sedang melaksanakan program reformasi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Hasil penjualan minyak merupakan 90 persen pendapatan anggaran di kerajaan tersebut. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata