Riyadh, MINA – Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada Selasa (5/11) memperingatkan Amerika Serikat atas rencana untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel ke Al-Quds (Yerusalem), yang secara formal bermakna mengakui kota tersebut sebagai Ibukota Israel.
Kantor Berita resmi Arab Saudi mengutip Kemenlu Arab Saudi yang menyuarakan keprihatinan mendalam atas laporan media bahwa Pemerintah AS bermaksud untuk mengakui al-Quds sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
Menurutnya, langkah tersebut jika diambil akan melanggar “resolusi internasional yang menekankan hak historis rakyat Palestina ke al-Quds, yang tidak dapat diubah”. Sebagaimana Anadolu Agency mealporkan diberitakan MINA, Selasa (5/11).
Sumber tersebut menambahkan relokasi kedutaan akan berfungsi untuk “mempersulit penyelesaina konflik Palestina-Israel” dan “memancing sentimen Muslim di seluruh dunia”.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Kemudian mendesak Washington untuk mempertimbangkan konsekuensi “negatif” dari relokasi kedutaan tersebut, yang menggarisbawahi pertentangan Arab Saudi terhadap tindakan tersebut.
Pekan lalu, media AS melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan relokasi kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke al-Quds dan pengakuan resmi kota tersebut sebagai ibukota Israel.
Al-Quds tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa al-Quds yang saat ini diduduki oleh Israel pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota negara Palestina masa depan.
Selama kampanye pemilihannya tahun lalu, Trump berulang kali berjanji untuk memindahkan kedutaan tersebut dari Tel Aviv ke al-Quds (T/R03/P1)
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)