Johannesburg, MINA – Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menegaskan bahwa Kerajaan akan mempertimbangkan undangan yang diberikan BRICS untuk keanggotaan dan membuat keputusan yang tepat.
“Dalam kebijakan luar negerinya, Kerajaan berfokus pada membangun kemitraan ekonomi, dan kami menghargai undangan keanggotaan BRICS dan sedang mempelajarinya,” kata menteri tersebut dalam sambutannya kepada pers setelah menghadiri pertemuan puncak kelompok tersebut di Johannesburg. Saudi Gazette melaporkan, Kamis (24/8).
Dia menambahkan: “Kami menunggu rincian lebih lanjut mengenai sifat dan kriteria keanggotaan. Berdasarkan informasi ini dan sesuai dengan prosedur internal kami, kami akan mengambil keputusan yang tepat.”
Pangeran Faisal mengakui BRICS adalah salah satu saluran penting untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Beliau juga menyampaikan penghargaan atas undangan yang disampaikan oleh kelompok BRICS, mengingat hal ini berasal dari status ekonomi Kerajaan Arab Saudi dan pengaruh internasionalnya.
Dia juga menekankan bahwa seluruh kemitraan Arab Saudi bertujuan untuk meningkatkan aspek ekonomi dan pembangunan, menggarisbawahi komitmen Kerajaan mencapai tujuan dan aspirasi globalnya.
Arab Saudi, merupakan salah satu negara yang diundang untuk menjadi anggota kelompok negara-negara BRICS pada ekspansi pertamanya dalam lebih dari satu dekade.
Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) ke-15, blok kerja sama Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan itu juga mengundang Uni Emirat Arab, Mesir, Iran, Argentina, dan Etiopia. Hal itu disampaikan Presiden Afsel Cyril Ramaphosa selaku tuan rumah KTT di Johannesburg, Kamis (24/8/2023). Indonesia masih mengkaji keanggotaan dalam BRICS.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
“Keanggotaan akan berlaku mulai 1 Januari 2024,” kata Ramaphosa. (T/R7/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)