Riyadh, MINA – Raja Arab Saudi Raja Salman bin Abdul Aziz menetapkan batas maksimum untuk harga bensin domestik dan menegaskan kerajaan akan menanggung biaya selisih dari program pemotongan subsidi energi.
Dilansir dari Kantor Berita Saudi Press Agency, berdasarkan keputusan Raja Salman, harga tertinggi bensin telah ditetapkan sejak Sabtu (10/7) adalah 2,18 riyal per liter untuk bensin beroktan 91 dan 2,33 riyal seliter terhadap bensin beroktan 95, seperti.
Dengan kebijakan Raja Salman ini, ini adalah kali pertama Saudi menetapkan kembali harga tertinggi bensin sejak negeri Ka’bah ini meliberalisasi tarifnya mengikuti harga pasar global.
Padahal seharusnya harga bensin beroktan 91 bulan ini naik menjadi 2,28 riyal per liter dan bensin beroktan 92 melonjak menjadi 2,44 riyal tiap liter.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Raja Salman menegaskan kerajaan bakal menanggung perbedaan harga itu setiap kali ada kenaikan. Kerajaan juga akan terus mengevaluasi harga bensin tiap bulan walau harga pastinya sudah ditetapkan.
Harga minyak dunia terus merangkak naik. Minyak di London dan New York diperdagangkan di atas US$ 74 per barel. Goldman Sachs harga emas hitam global tahun ini bakal menyentuh angka US$ 80 tiap liter.
Kenaikan harga bensin dan listrik telah memicu kemarahan sejak 2015, ketika reformasi subsidi diperkenalkan untuk mempromosikan konsumsi yang lebih efisien dan membantu menutup defisit anggaran yang disebabkan oleh jatuhnya harga minyak.(T/A1/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah